Bisnis.com, MEDAN - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes) Yandri Susanto meminta penggunaan dana desa untuk menunjang program swasembada pangan diawasi.
Yandri mengatakan, aturan yang mengatur penggunaan dana desa untuk program swasembada pangan telah diundangkan. Sedikitnya 20% dari total dana yang ditransfer ke desa bisa dipakai untuk menyokong program prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Kami mohon kepada para bupati, camat, kapolda, juga kajati, mohon para kepala desa ini diawasi agar ada jejak penggunaan dana desa ini," kata Yandri dalam Rakor Bidang Pangan di Medan, Selasa (21/1/2025).
Disampaikan Yandri, anggaran dana desa di Indonesia pada tahun 2025 sebesar Rp71 triliun. Adapun, sepanjang 2015-2024 tercatat dana desa yang telah masuk ke provinsi Sumatra Utara adalan senilai Rp49 triliun.
Yandri mengajak para peserta rapat yang diantaranya ialah kepala daerah se-Sumut bersama-sama mengevalusi jejak penggunaan anggaran desa yang besar ini.
Sumut sendiri memperoleh dana desa sebesar Rp4,6 triliun di tahun 2025, yang akan dibagi ke 5.417 desa.
Baca Juga
Sesuai pasal 7 ayat 4 dalam Permendes PDT Nomor 2 Tahun 2024 Tentang Petunjuk Operasional atas Fokus Penggunaan Dana Desa Tahun 2025, maka setidaknya sebanyak Rp920 miliar atau 20% dari dana desa yang diterima Sumut dapat dipergunakan untuk program swasembada pangan.
Dengan kata lain, dukungan anggaran dari dana desa yang bisa dipakai untuk menunjang program swasembada pangan di Sumut mencapai Rp300 juta per desa.
Yandri pun menekankan agar pengalokasian baru dari dana desa itu dioptimalkan, serta meminta kepala daerah di Sumut untuk memonitor dan memberi pendampingan khusus kepada kepala desa dan aparatnya agar signifikan berkontribusi dalam swasembada pangan.
Dia menegaskan peran penting desa dalam mewujudkan ketahanan pangan Indonesia, salah satunya melalui pembentukan desa-desa tematik.
"Rp200-Rp300 juta per desa untuk swasembada pangan itu jumlah yang besar. Kalau digunakan untuk membangun desa tematik seperti Desa Padi, Desa Jagung, Desa Nila, dan sebagainya yang mendukung ketahanan pangan, itu akan ada jejaknya," tambah Yandri.