Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HPP Gabah Jadi Rp6.500, Harga Beras Berpotensi Naik?

Kebijakan pemerintah menaikkan HPP untuk gabah petani menjadi Rp6.500 di awal tahun ini bisa menjadi beban bagi konsumen karena harga beras berpotensi naik.
Buruh tani memanen padi di lahan persawahan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/8/2024). Bisnis/Abdurachman
Buruh tani memanen padi di lahan persawahan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/8/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, MEDAN – Akademisi dari Universitas Islam Sumatra Utara (UISU) Gunawan Benjamin mengatakan kebijakan pemerintah menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah petani menjadi Rp6.500 di awal tahun ini bisa menjadi beban bagi konsumen karena harga beras berpotensi naik.

Meski diakuinya kebijakan itu jadi kabar baik untuk petani, di sisi lain akan ikut mendorong kenaikan harga pokok produksi di level petani yang dapat berujung pada naiknya harga beras.

“Saya menghitung ada kenaikan harga beras di level konsumen sebesar Rp937 per kilogram atau sekitar 6,1%-6,2% dari realisasi harga beras medium nasional yang berada di kisaran harga Rp15.000 per kg mengacu pada PIHPS,” kata Gunawan, Selasa (14/1/2025).

Disampaikan Gunawan, kenaikan HPP akan memperbaiki daya beli petani padi. Nilai tukar petani (NTP) akan membaik dan diharapkan hal itu bisa menjaga NTP tanaman pangan di atas angka 100, yang mana merupakan indikator tingkat kesejahteraan petani.

Namun, lanjutnya, kenaikan HPP juga dapat memberi dampak langsung bagi kenaikan laju tekanan inflasi dalam bentuk kenaikan harga beras meski kenaikannya tidak akan instan.

Gunawan menekankan, kontribusi beras dalam pembentukan inflasi cukup signifikan mengingat beras masih menjadi pengeluaran utama dan paling besar masyarakat pada umumnya.

“Kenaikan laju tekanan inflasi ini yang akan menjadi beban masyarakat,” tambahnya.

Lebih jauh dia menyebut, pembentukan harga beras di pasar dipengaruhi oleh sejumlah faktor selain HPP. Diantaranya oleh program penyaluran beras bantuan sosial dari pemerintah.

Beras untuk stabilisasi harga dan pasokan pangan (SPHP) yang digelontorkan pemerintah itu memiliki pembentukan harga yang berbeda karena merupakan beras impor. Gunawan mengatakan harga beras SPHP berpeluang untuk tidak mengalami kenaikan meski ada perubahan dalam HPP, terkecuali jika pemerintah menaikkan HET (harga eceren tertinggi) beras.

Lebih jauh dia menyebut, harga beras juga akan berpotensi tertahan jika pemerintah lewat Perum Bulog menggelontorkan beras secara langsung ke pasar.

Meski kenaikan harga beras di lapangan belum dapat dipastikan saat pemberlakuan kebijakan HPP terbaru pada 15 Januari 2025, mahalnya harga bahan baku dipastikan Gunawan akan memicu kenaikan harga pokok produksi.

“Saya berkesimpulan tren harga beras pada dasarnya dalam tren naik. Namun fluktuasi pada harga beras akan sangat bergantung pada bagaimana pemerintah nantinya merespon dinamika pasokan maupun harga di pasar. Dan, jika pemerintah mampu swasembada dan serius menghentikan impor beras, maka harga beras dalam tren naik. Petani yang akan diuntungkan jika skenario itu berjalan,” tutupnya. (K68)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Delfi Rismayeti
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper