Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tertimbun Lumpur hingga Pohon, Lahan Pertanian di Tapanuli Utara Butuh Rehabilitasi

Rehabilitasi lahan pertanian menjadi urgensi mengingat pertanian dan perkebunan adalah mata pencaharian utama masyarakat.
Peninjauan lahan pertanian terdampak banjir bandang di Pahae Jae, Tapanuli Utara./BPBD Taput
Peninjauan lahan pertanian terdampak banjir bandang di Pahae Jae, Tapanuli Utara./BPBD Taput

Bisnis.com, MEDAN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Utara (Taput) mengatakan lebih dari 200 hektare (ha) lahan pertanian dan perkebunan milik masyarakat tertimbun sisa material banjir bandang yang menerjang kawasan ini akhir tahun 2024 kemarin.

Kepala Bidang Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Taput Frisca Sianturi menyampaikan, ratusan hektare lahan itu sebelumnya berisi padi yang siap panen. Namun kini telah tertutup lumpur serta batang-batang pohon besar yang terbawa arus banjir bandang.

Rehabilitasi lahan pertanian disebut Frisca menjadi urgensi mengingat pertanian dan perkebunan adalah mata pencaharian utama masyarakat.

“Kami membutuhkan bantuan untuk lahan pertanian terdampak. Di [Kecamatan] Pahae Jae saja, lahan pertanian yang terdampak hampir 200 hektare. Belum lagi di kecamatan lain seperti Siatas Barita hingga Simangumban,” kata Frisca, dikutip Selasa (14/1/2025).

Dikatakan Frisca, kebutuhan akan benih (padi) untuk masyarakat nantinya sekitar 6 ton. Estimasi itu didapat dari perhitungan yang dilakukan dinas pertanian setempat di lapangan.

Selain benih dan logistik, bahan baku material untuk bangunan juga menjadi kebutuhan masyarakat terdampak banjir bandang di Pahae Jae dan sekitarnya.

“Banyak rumah masyarakat yang rusak dihantam banjir bandang. Kami butuh material seperti semen, batu bata, seng, dan lain sebagainya untuk membantu membangun kembali rumah masyarakat,” ujarnya.

Adapun saat ini proses pembersihan sisa material banjir bandang di Pahae Jae dan sekitarnya masih berlangsung mengingat ketebalan lumpur lebih dari 1 (satu) meter.

Frisca juga mengimbau masyarakat khususnya di kawasan Tapanuli Utara untuk mewaspadai potensi bencana lain mengingat curah hujan yang masih tinggi.

Usai penetapan status Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi di Tapanuli Utara oleh Penjabat Bupati Taput beberapa waktu lalu, seluruh instansi terkait di Taput disebut Frisca telah turun ke lapangan untuk memverifikasi laporan kerusakan dan membuat usulan-usulan untuk rehabilitasinya.

“Kami berharap juga ada bantuan dari pemerintah provinsi maupun pusat untuk kami agar lebih bisa mempercepat proses pemulihan di pasca bencana ini,” tandasnya.

Sebagai informasi, banjir bandang menerjang Kecamatan Siatas Barita dan Pahae Jae-Sarulla di Tapanuli Utara pada 29 Desember 2024 petang. Kejadian itu disebut BPBD Taput sebagai banjir bandang pertama dan terparah yang menerjang kawasan ini. Hampir 300 rumah warga terendam lumpur, batu, hingga kayu-kayu yang dibawa banjir bandang dari hulu (pegunungan) dan menyebabkan lebih dari 500 orang mengungsi. (K68)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Delfi Rismayeti
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper