Bisnis.com, PADANG - Minat masyarakat di Provinsi Sumatra Barat terhadap tabungan emas di PT Pegadaian (Persero) banjir peminat.
Data dari Pegadaian Kanwil II Pekanbaru yang turut membawahi Sumbar mencatat, hingga 25 November 2023, jumlah nasabah mencapai 142.093 orang, yang terbagi atas tabungan konvensional 120.226 nasabah dan tabungan syariah 21.865 nasabah.
Menurut salah seorang nasabah Pegadaian di Padang, Melati, menjadi nasabah Pegadaian melalui salah satu layanannya yakni tabungan emas, telah turut membantu kondisi perekonomian keluarganya.
"Saya pekerja penerima upah, nilainya bulanan memang tidak begitu besar. Tapi saya punya tabungan emas di Pegadaian dan alhamdulillah telah bisa membantu kebutuhan keluarga," katanya, Kamis (28/11/2024).
Dia menceritakan telah memiliki tabungan emas Pegadaian itu sebelum memasuki masa Covid-19 dulu. Alasan muncul keinginan memiliki tabungan emas Pegadaian, karena melihat tidak teraturnya pengeluaran keluarga.
Padahal di satu sisi, dirinya telah memiliki anak dan beberapa tahun kedepan akan memasuki masa sekolah untuk anaknya. Supaya kebutuhan anak sekolah kelak bisa terpenuhi, memiliki tabungan emas di Pegadaian dinilai menguntungkan dan aman.
Baca Juga
"Saya dapat informasi dari iklan di media massa serta informasi teman-teman juga. Saya berpikir kayaknya tidak rumit nih, dan punya masa depan yang bagus. Akhirnya saya daftar, dan lupa saya nilai emas di tahun itu, yang pastinya jauh lebih murah dari tahun ini," ujarnya.
Dia menjelaskan di awal membuka tabungan emas Pegadaian, dirinya memasukan saldo awal sebesar Rp100.000. Dengan penuh harapan, Melati ingin tabungan untuk kebutuhan keluarga dan anak khususnya dimasa mendatang.
Karena maksud dari tabungan emas itu, untuk berinvestasi emas dalam bentuk saldo atau uang. Misalnya di dalam tabungan memiliki saldo sebanding dengan harga emas Rp800.000 per gram pada tabun 2020, dan tiba-tiba pada tahun 2024 harga emas naik Rp1,5 juta per gram, dengan demikian nasabah telah memperoleh keuntungan dari investasi emasnya.
"Dari hitung-hitungan seperti itu, saya semakin rajin menabungnya. Bahkan saya turut pengaruhi saudara dan tetangga lainnya, ternyata mereka pun berminat," jelasnya.
Melati menilai tabungan emas lebih baik ketimbang menabung uang di perbankan, dimana menabung uang itu secara nilai tidak akan berubah. Seandainya menabung Rp20 juta, beberapa tahun kemudian tabungan tetap Rp20 juta.
"Kalau emas, saldo bisa nambah pula, bila harga emas per gram naik," sebutnya.
Melihat minang masyarakat ini, Pimpinan Wilayah PT Pegadaian Kanwil II Pekanbaru Dede Kurniawan menyampaikan hadirnya segmen emas telah menjadi transformasi baru dan leader ekosistem emas di Pegadaian.
Menurutnya kendati melihat adanya peningkatan minat masyarakat terhadap tabungan emas itu, Pegadaian merasa masih ada tugas rumah yang harus dituntaskan yakni soal literasi, yang tidak hanya berputar di wilayah perkotaan, tapi juga harus berupaya menjangkau masyarakat di pedesaan.
"Literasi itu penting, kalau masyarakat sudah paham, maka untuk mengajak menjadi nasabah Pegadaian tidaklah terlalu rumit lagi. Apalagi soal tabungan emas ini sangat jelas ada manfaatnya," sebut dia.
Dede mengatakan untuk meningkatkan literasi masyarakat itu, saat ini pegadaian melakukan kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di Sumbar, dengan target para mahasiswa ikut menabung emas di Pegadaian.
Pegadaian melihat segmen mahasiswa ini terbilang cukup besar, karena apabila dari uang belanja yang didapatkan dari orang tua mampu disisihkan untuk tabungan emas, akan dapat memberikan modal bagi mahasiswa untuk kebutuhan di waktu wisuda atau bahkan digunakan untuk menjalani usaha.
"Bahkan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi seperti S2, apabila sudah punya tabungan emas juga bisa menjadi modal untuk menopang kebutuhan melanjutkan pendidikannya," jelas dia.
"Jadi dengan menghemat biaya hidup dengan cara menabung emas, yang dikenal dengan emas pertama ku itu, bisa memberikan harapan untuk pendidikan dimasa depan," sambung Dede.
Dikatakannya manfaat lainnya dari tabungan emas itu adalah tahan inflasi. Misalnya tahun 2010 itu harganya 200 gram dan bisa beli 2 unit sepeda motor, dan bila dijual di tahun 2024 ini sebanyak 200 gram pula, maka bisa dapat belasan unit sepeda motor.
Untuk itu, kalau bicara soal besar mana minat perkotaan dan dari pedesaan, kondisi yang di lihat di lapangan relatif sama peminatnya. Hanya saja karakteristik masyarakat saja yang berbeda.
"Kalau di daerah itu lebih teratur dan homogen, sehingga lebih mudah memberikan literasi nya. Kalau kota besar itu berbeda pula, karena ada pemahaman bisa investasi yang lain dari emas, seperti saham dan pembelian aset lainnya," ungkap dia.