Bisnis.com, PALEMBANG – Pendapatan negara dari sektor pajak di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) sampai dengan triwulan III/2024 baru terealisasi sekitar 59,65% dari target yang ditetapkan Rp20,27 triliun.
Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Sumsel Ferdinan Lengkong menjelaskan pendapatan tersebut terdiri dari penerimaan PPh Non Migas yang tumbuh 5,6%, serta PPN & PPnBM tumbuh sebesar 0,6%.
Dia memerinci, PPh 21 tumbuh 16,7% disebabkan oleh terjaganya utilitas tenaga kerja dan peningkatan level penghasilan karyawan. Sedangkan pertumbuhan dari PPH Final sebesar 16,4% dikarenakan peningkatan pembayaran dari pelaksanaan jasa konstruksi Proyek Strategis Nasional (PSN) dan penghasilan berupa dividen.
“Untuk PPN Impor tumbuh 46,6% karena tingginya aktivitas impor barang modal dan bahan baku pada sektor industri pengolahan dan perdagangan besar,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Kamis (31/10/2024).
Ferdinan menjelaskan, kondisi penerimaan pajak per sektor utama sampai September menunjukkan sektor perdagangan besar dan eceran netto tumbuh 1,9% year on year. Hal itu dikarenakan adanya peningkatan setoran PPN DN atas aktivitas penyerahan kepada pemungut industri karet.
Adapun pada sektor administrasi pemerintahan, mengalami pertumbuhan 27,2% karena peningkatan pembayaran PPN DN atas belanja modal APBN dan APBD, serta peningkatan pembayaran PPh 21 atas belanja pegawai.
Baca Juga
Dia menambahkan, untuk realisasi pendapatan negara dari instrumen lainnya meliputi kepabeanan dan cukai sebesar Rp199,05 miliar atau 52,54%, serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp2,37 triliun atau 100,65%.
“Secara umum, pendapatan negara kita [Sumsel] tumbuh 4,00% dengan realisasi sebesar Rp14,67 triliun atau 63,73% dari sasaran yang ditetapkan,” jelasnya.
Di lain sisi, kondisi belanja negara di Sumsel sampai dengan September 2024 mencapai Rp36,34 triliun atau sebesar 68,29%. Total itu mencakup belanja pemerintah pusat senilai Rp12,40 triliun atau 58,19%, dan transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp23,94 triliun atau sebesar 75,04%.
“Belanja negara juga menunjukkan kinerja yang optimal yang ditunjukkan melalui realisasi belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah yang lebih tinggi dari tahun lalu,” pungkasnya.