Bisnis.com, BATAM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kepulauan Riau (Kepri) mencatat kinerja perbankan pada triwulan I/2024 berada dalam tren positif, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Kepri yang tumbuh 5,01% (yoy).
"Pada triwulan I/2024, total aset bank umum di Kepri tumbuh sebesar 27,97% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional sebesar 8,16%," kata Kepala OJK Kepri, Sinar Dananjdaya, Senin (1/7/2024).
Selain aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) bank umum tumbuh sebesar 12,23% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan nasional sebesar 7,44%.
"Bank umum di Kepri juga melakukan ekspansi kredit relatif tinggi sebesar 5,89% (yoy), yang didominasi oleh kredit produktif sebesar 57,64%," katanya lagi.
Kredit untuk sektor UMKM juga tercatat alami peningkatan sebesar 12,61% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit UMKM nasional sebesar 8,12%.
Meski menunjukkan kinerja positif, justru Non Performing Loan (NPL) Gross bank umum naik dari 3,81% pada Desember 2023 menjadi 3,87% pada Maret 2024.
Baca Juga
"Peningkatan NPL ini utamanya terjadi pada kredit UMKM yang mengalami peningkatan dari 1,97% pada Desember 2023 menjadi 2,18% pada Maret 2024," ungkapnya.
Sinar meminta kepada perbankan di Kepri untuk meningkatkan daya tahannya melalui penguatan permodalan, dan menjaga coverage Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) secara memadai.
"Serta rutin melakukan stress test untuk mengukur kemampuan permodalannya dalam menyerap potensi risiko," tuturnya.
Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di Kepri juga mengalami pertumbuhan positif. Kredit BPR di Kepri tumbuh sebesar 22,20% (yoy) pada Maret 2024, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional sebesar 8,73% (yoy).
Adapun Dana Pihak DPK BPR di Kepri tumbuh sebesar 19,16% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional sebesar 8,32% (yoy).
"Rasio NPL BPR pada bulan Maret 2024 mencapai 6,22%, lebih baik dibandingkan NPL BPR Nasional sebesar 10,70%. Namun demikian, BPR di Kepri tetap perlu waspada terhadap kecenderungan peningkatan pada risiko kredit dan melakukan diversifikasi portofolio kredit dengan cermat serta lebih selektif dalam menyalurkan kredit large exposure dan kredit sindikasi," ungkapnya.
Sinar menegaskan bahwa BPR juga perlu terus mengembangkan berbagai model bisnis yang berkelanjutan, dan memiliki tingkat risiko yang sesuai dengan kapasitas permodalannya.
"OJK Kepri terus mendorong BPR untuk melakukan penguatan modal inti, sehingga BPR dapat beroperasi secara lebih efisien, memiliki daya saing, lebih tangguh dalam menghadapi berbagai risiko yang muncul serta dapat lebih berkontribusi terhadap perekonomian daerah," ucapnya.
Selain itu, OJK Kepri juga mendorong penguatan BPR/S dengan Penggabungan dua atau lebih BPR. Di tahun 2024, ada rencana Penggabungan BPR yang berasal dari Provinsi Kepri, Jambi dan Riau, yang nantinya melakukan merger menjadi satu BPR yang berkantor pusat di Kepri.(K65)