Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Cabai Merah dan Emas Perhiasan Sebabkan Sumbar Inflasi 4,17% pada Mei 2024

BPS mencatat harga berbagai komoditas pada Mei 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan dan telah menyebabkan inflasi 4,17% yoy.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, PADANG - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga berbagai komoditas pada Mei 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan dan telah menyebabkan inflasi 4,17% yoy.

Kepala BPS Sumbar Sugeng Arianto mengatakan berdasarkan hasil pemantauan BPS di 4 kabupaten dan kota pada Mei 2024 terjadi inflasi yoy sebesar 4,17% atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,46 pada Mei 2023 menjadi 107,77 pada Mei 2024. 

Kemudian Inflasi yoy tertinggi terjadi di Kabupaten Pasaman Barat sebesar 5,93% dengan IHK sebesar 108,98 dan terendah terjadi di Kota Padang sebesar 3,64% dengan IHK sebesar 107,35.

"Jadi kalau dlihat secara month to month (mtm) Sumbar bulan Mei 2024 mengalami inflasi sebesar 0,51%. Hingga Mei 2024, inflasi ytd Sumbar sebesar 1,71%," katanya, Senin (3/6/2024).

Dia menjelaskan komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi yoy pada Mei 2024 seperti cabai merah, beras, bawang merah, emas perhiasan, sewa rumah, hingga, bawang putih. 

Sementara komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi mtm pada Mei 2024 yaitu cabai merah, bawang merah, beras, emas perhiasan, sewa rumah, daging ayam ras, gula pasir, kopi bubuk, terong, hingga kacang panjang. 

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumbar Novrial mengatakan adanya kenaikan komoditas seperti cabai merah merupakan dampak bencana banjir bandang lahar dingin pada kawasan sentra hortikultura yakni di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.

"Soal memenuhi pasokan di pasar, sebelumnya Gubernur Sumbar menyampaikan bahwa Tim TPID telah membahas hal tersebut terkait langkah-langkah yang diambil untuk penanganan dampak bencana terhadap sejumlah komoditas bahan pokok di pasar," katanya.

Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan hasil rapat dengan TPID belum lama ini, yang membahas soal memasok kebutuhan pangan strategis dari luar daerah.

Mahyeldi menegaskan dengan adanya pasokan pangan dari luar daerah itu, dapat membantu ketersediaan bahan pokok di Sumbar.

Kepala Dinas Pangan Sumbar Syaiful Bahri menyampaikan bahwa sudah melakukan mitigasi ketersediaan pasokan 3 komoditas strategis. Masing-masing beras, cabai merah, dan bawang merah.

"Kami juga turut meminta BULOG melakukan operasi pasar, dan kami sudah komunikasi dengan BULOG. Stok beras mereka sangat cukup," sebutnya.

Sementara untuk cabai merah, telah dilakukan kerjasama dengan perantau Minang yang berkecimpung dalam asosiasi petani dan pengusaha cabai merah Indonesia.

Kemudian untuk komoditas bawang merah tidak perlu dikhawatirkan. Sebab wilayah sentra di Kabupaten Solok masih masa panen.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumbar Ferdinal Asmin mengatakan dari data yang dicatat pada 11 Mei 2024 lalu. Bahkan banjir lahar dingin ini juga dibarengi dengan banjir bandang di sejumlah daerah.

Hal tersebut turut menyebabkan sejumlah lahan pertanian di Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang Panjang terdampak oleh banjir lahar dingin tersebut.

Menurutnya untuk kejadian banjir pada lahan-lahan pertanian lainnya akibat curah hujan tinggi juga terjadi dalam rentang tanggal 11 - 14 Mei 2024 itu, juga turut menyebabkan sejumlah lahan pertanian di Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Pasaman Barat, Kota Payakumbuh, Kabupaten Solok Selatan dan Kota Sawahlunto, terdampak oleh banjir tersebut.

Selain itu, Ferdinal menyampaikan berdasarkan laporan petugas lapangan BPTPH Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumbar bencana banjir ini telah merusak sejumlah areal pertanaman padi, jagung, cabe, tomat, terong, dan sayuran lainnya.

Gejala dampak yang dirasakan adalah tertimbunnya lahan pertanaman dengan material erupsi Gunung Marapi itu, juga telah merusak sejumlah fasilitas pengairan, baik irigasi primer, sekunder dan tersier.

Untuk itu, Pemprov Sumbar telah mengajukan kebutuhan penanganan dan pemulihan dampak kepada Kementerian Pertanian RI, yakni untuk padi yang terdampak luasnya 4.416,64 hektare dan luas itu turut terjadi puso seluas 725,05 hektare.

Lalu untuk jagung luas lahan yang terdampak mencapai 1.098,28 hektare dan mengalami puso 320,45 hektare. Kemudian cabai merah juga turut merasakan dampak bencana dengan luas 155,10 hektare dan terjadi 32,38 hektare.

Selanjutnya untuk bawang merah lahan yang terdampak 32,60 hektare dan yang mengalami puso 9,00 hektare. Serta untuk sayuran lainnya yang tercatat terdampak seluas 268,55 hektare dan yang mengalami puso 93,50 hektare.

"Jadi total lahan yang terdampak itu tercatat 5.971,08 hektare dan kondisi pertanian yang mengalami puso mencapai 1.180,39 hektare," jelasnya.

Diakuinya melihat kondisi yang seperti itu, maka perlu bagi pemerintah untuk memberikan solusi dan kepedulian terhadap petani yang merasakan dampak akibat bencana alam tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper