Bisnis.com, MEDAN - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno berharap Gelar Melayu Serumpun yang digagas Pemerintah Kota (Pemko) Medan mampu mendongkrak pariwisata Sumatra Utara (Sumut) khususnya Medan.
Sandiaga mengatakan bahwa agenda tahunan yang melibatkan negara-negara serumpun Melayu seperti Malaysia dan Singapura ini termasuk salah satu event terbaik nasional, sehingga dianugerahi penghargaan KEN (Karisma Event Nusantara) oleh Kemenparekraf.
"Gelar Melayu Serumpun ini berhasil untuk ketiga kalinya menembus event-event terbaik nusantara sehingga berhak mendapat penghargaan Karisma Event Nusantara. Kita harapkan juga ini menjadi pemicu geliat ekonomi, pariwisata, dan UMKM sehingga bisa membuka peluang usaha dan tambahan kerja," kata Sandiaga usai membuka event Gelar Melayu Serumpun di Pelataran Istana Maimun, Rabu (29/5/2024) malam.
Sandi mengungkapkan, Indonesia berhasil menuju 20 besar dunia dari segi pariwisata. Keberhasilan ini salah satunya didukung oleh keberadaan destinasi super prioritas.
Danau Toba yang merupakan Destinasi Wisata Super Prioritas Sumut telah beberapa kali menjadi lokasi perhelatan beragam event bertaraf internasional, seperti gelaran F1 Power Boat, Trail of The Kings, dan Bukit Lawang Orang Utan Trail.
Dengan sederet agenda tersebut Sandi menilai Danau Toba dapat menjadi lokomotif bagi pembangunan kepariwisataan di Sumut yang akan turut memacu pertumbuhan ekonomi daerah.
Baca Juga
"Ini jadi penyemangat bagi seluruh kegiatan. Termasuk juga IMT GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle), kegiatan-kegiatan MICE (pariwisata untuk bisnis) nya akan terpusat di Sumut," terang Sandi.
Sementara itu, Pj Gubernur Sumut Hassanudin yang turut hadir dalam pembukaan Gelar Melayu Serumpun 2024 mengatakan agenda tersebut bukan hanya unjuk ragam kesenian Melayu semata.
Agenda yang telah digelar untuk ke-7 kalinya ini selayaknya jadi ajang publikasi, sekaligus melestarikan dan memperkenalkan warisan budaya asli Medan yakni Melayu.
"Gelaran Melayu Serumpun seperti ini mempertemukan seni budaya untuk memberikan edukasi kepada generasi muda sehingga mereka dapat mengetahui keberagaman dan keluhuran seni budaya Melayu sebagai kearifan lokal yang wajib kita lestarikan sepanjang masa," kata Hassanudin.
Ia menilai, generasi bangsa perlu didorong untuk mencintai dan membanggakan budayanya sendiri dengan tidak meninggalkan kearifan lokal warisan nenek moyang. Hal ini agar jati diri bangsa tidak terkikis oleh modernisasi dan globalisasi.
Hassanudin juga berharap Gelaran Melayu Serumpun menjadi ladang pertumbuhan ekonomi baru. Khususnya dari sektor industri kreatif, seiring inovasi dan kreasi yang ditampilkan para seniman untuk memikat wisatawan.
"Tentunya kita sadari produk maupun varian industri kreatif memiliki peluang besar dan potensial. Terlebih lagi, kepada negara-negara yang berpartisipasi langsung pada Gelar Melayu Serumpun kali ini," ujarnya.
Gelar Melayu Serumpun (GMS) merupakan event rutin tahunan yang digelar Pemko Medan di Istana Maimun.
Agenda bertajuk "Takkan Hilang Melayu di Bumi" ini bertujuan untuk melestarikan nilai budaya warisan Melayu, serta memperat persatuan lintas generasi di lokasi yang menjadi bukti kejayaan Kerajaan Melayu di masa lalu.
Tahun 2024 menjadi GMS ke-7, diikuti oleh 4 negara "serumpun" lain yakni Malaysia, Singapura, Thailand, bahkan India.
Keunikan dan kegigihan GMS dalam melestarikan budaya menghantarkannya kembali masuk dalam Katalog Karisma Event Nusantara (KEN) yang dikelola Kemenparekraf RI untuk kali ketiga. (K68)