Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Sumbar Triwulan I-2024 Tumbuh 4,37%, Sektor Pertanian Jadi Penopang

Ekonomi di Provinsi Sumatra Barat mengalami pertumbuhan sebesar 4,37% (yoy) pada triwulan I-2024 yang didorong oleh sektor pertanian dan perikanan.
Seorang petani tengah melakukan iriak kaki di kawasan pertanian di wilayah Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, Senin (5/2/2024). Bisnis/Muhammad Noli Hendra
Seorang petani tengah melakukan iriak kaki di kawasan pertanian di wilayah Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, Senin (5/2/2024). Bisnis/Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi di Provinsi Sumatra Barat mengalami pertumbuhan sebesar 4,37% (yoy) pada triwulan I-2024 yang didorong oleh sektor pertanian dan perikanan.

Menurut Statistisi Ahli Madya BPS Sumbar Hefinanur pada triwulan I-2024 pertumbuhan ekonomi Sumbar bila dilihat secara umum hampir terjadi pada seluruh lapangan usaha.

"Lapangan usaha yang memiliki peran dominan itu yakni pertanian, perikanan dan kehutanan tumbuh sebesar 2,38%," katanya, Senin (6/5/2024).

Dia merinci selain adanya lapangan usaha pertanian perikanan dan kehutanan itu, lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan juga terlihat pada administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 9,88%, diikuti pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 6,97%, serta informasi dan komunikasi sebesar 6,52%. 

Sedangkan lapangan usaha perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta transportasi dan pergudangan masing-masing tumbuh sebesar 4,53% dan 5,28%.

Namun bila dilihat pertumbuhan ekonomi Sumbar pada triwulan I-2024 secara qtq tercatat mengalami penurunan sebesar 0,63% dibanding triwulan IV-2023. 

"Tidak hanya itu, pertumbuhan tersebut sebenarnya juga didorong oleh komponen pengeluaran konsumsi-LNPRT (PK-LNPRT) yang tumbuh cukup tinggi hingga 20,56%," ujarnya.

Kemudian diikuti oleh komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) dan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT), berturut-turut sebesar 5,94%, dan 4,20%. 

Sebaliknya, komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dan komponen ekspor luar negeri mengalami kontraksi masing-masing sebesar 0,68% dan 22,70%. 

Sementara itu, BPS juga mencatat bahwa komponen impor luar negeri sebagai faktor pengurang dari PDRB mengalami pertumbuhan positif sebesar 25,12%.

Dikatakannya struktur PDRB Sumbar menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku triwulan I-2024 tidak menunjukkan perubahan yang berarti. 

"Perekonomian Sumbar masih didominasi oleh komponen PK-RT yang mencakup lebih dari separuh PDRB Sumbar yaitu sebesar 53,08%," jelasnya.

Selanjutnya ekonomi Sumbar pada triwulan I-2024 dibandingkan dengan triwulan IV-2023 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,63% (qtq). 

Adapun komponen pengeluaran lainnya mengalami pertumbuhan positif yaitu pada Komponen PK-LNPRT dan PK-RT yang tumbuh sebesar 7,61% dan 1,86%. Lalu untuk komponen impor luar negeri sebagai faktor pengurang dalam PDRB tumbuh sebesar 22,95%.

Sebelumnya, Gubernur Sumbar Mahyeldi mengakui bahwa sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan, menjadi penopang perekonomian di Ranah Minang. 

Sebagai bentuk dukungan terhadap sektor itu, Pemprov Sumbar juga turut mengalokasikan anggaran APBD Sumbar per tahunnya sebesar 10%. Artinya 10% APBD diperuntukan untuk mendukung dan mendorong produktivitas pertanian, perikanan, dan kehutanan.

"Jadi alokasi anggaran 10% untuk pertanian ini, memang sudah dimulai sejak saya menjadi Gubernur Sumbar. Karena memang pertanian di Sumbar patut mendapat perhatian lebih besar, apalagi cukup banyak masyarakat Sumbar yang menggantungkan ekonomi keluarganya dari pertanian, jadi memang sudah seharusnya 10% APBD dialokasikan untuk pertanian perikanan dan kehutanan itu," tegasnya.

Menurutnya selain banyaknya masyarakat Sumbar menggantungkan ekonomi keluarga dari pertanian, hasil pertanian Sumbar juga turut mengisi pangsa pasar baik secara regional yakni Sumatra maupun secara nasional.

Misalnya soal beras, dimana produksi beras di Sumbar per tahunnya itu surplus atau melebihi kebutuhan beras di Sumbar. Selain itu juga hasil pertanian seperti bawang merah, sayur-sayuran, dan komoditas lainnya, juga telah mengisi pasar di luar Sumbar.

"Pertanian ini memang harus kami dukung, dengan demikian petani sejahtera dan kemudian bisa ikut andil dalam pertumbuhan ekonomi di Sumbar," jelas Mahyeldi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler