Bisnis.com, PADANG - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sumatra Barat telah menetapkan target investasi pada tahun 2024 sebesar Rp6,3 triliun.
Kepala DPMPTSP Provinsi Sumbar Adib Alfikri mengatakan secara nilai target investasi tahun 2024 ini mengalami peningkatan dibandingkan target 2023 yakni sebesar Rp5,6 triliun.
"Kenaikannya lebih dari Rp1 miliar. Kami berharap target ini bisa tercapai dengan baik, seperti capaian di tahun 2023 yang mencapai Rp11,7 triliun dari target Rp5,6 triliun," katanya, Kamis (21/3/2024).
Dia menjelaskan dari Rp6,3 triliun itu, ada target untuk investasi dalam negeri yang perlu dicapai pada tahun ini yakni Rp5,3 triliun dan investasi asing Rp1 triliun.
Adib menyampaikan untuk mencapai target tersebut Pemprov Sumbar akan terus menggencarkan promosi potensi investasi yang ada di daerah. Dimana targetnya tidak hanya kepada investasi asing saja, tapi juga membuka selebar-lebarnya bagi investasi dalam negeri.
"Promosi perlu digencarkan, baik itu melalui kegiatan maupun melakukan pertemuan dengan investor di berbagai negara dan berbagai investor di tanah air," ujarnya.
Baca Juga
Sementara itu, Fungsional Penata Kelola Penanaman Modal Ahli Madya, DPMPTSP Sumbar, Alrifjon menambahkan bahwa investasi sektor pariwisata memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan di Ranah Minang, seiring berkembangnya pariwisata dan munculnya objek wisata yang terbaru.
"Jadi tahun 2024 ini kita melakukan dua kegiatan dalam rangka promosi investasi di Sumbar yakni bakal melangsungkan yang namanya Forum Bisnis dan pameran yang sifatnya memperkenalkan berbagai potensi investasi yang ada di Sumbar. Pemerannya skala nasional," katanya.
Menurutnya sampai pekan pertama 2024 ini, belum bisa dipastikan apakah ada investasi yang baru masuk di Sumbar, karena pada umumnya awal tahun itu memang belum ada gambaran akan dimulainya pembangunan atau investasi.
Untuk itu, Jon menyebutkan pada tahun ini diharapkan investasi pada sektor pariwisata bisa dibangun di Sumbar. Baik berupa pembangunan hotel atau penginapan, serta infrastruktur pendukung pariwisata lainnya.
"Lokasi di Harau Kabupaten Limapuluh Kota cukup pesat investasi sektor pariwisatanya. Begitupun di Kabupaten Solok, juga terlihat tumbuh investasi pada sektor pariwisatanya," ungkap Jon yang juga membidangi promosi di DPMPTSP Sumbar ini.
Selain sektor pariwisata, potensi investasi lain yang bisa digarap oleh investor, sektor pertanian, perikanan, dan UMKM. Potensi ini tersebar hampir di seluruh kabupaten dan kota di Sumbar.
"UMKM misalnya, industri rendang dan kuliner bisa dikembangkan dengan pangsa pasar tidak hanya di Sumbar saja, tapi bisa secara nasional maupun internasional," ucap dia.
Bicara soal investor, kata Jon, di Sumbar ini investor yang paling besar terutama untuk penanaman modal asing (PMA) datang dari Singapura.
Tidak hanya itu, Jon menyampaikan melihat dari kinerja investasi di Sumbar pada tahun 2023 terbilang bagus dan telah melampaui target.
Berdasarkan data DPMPTSP Sumbar, untuk realisasi investasi 2023 yang mencapai sebesar Rp11,7 triliun tersebut, terdiri dari kontribusi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai US$120.658,50 ribu atau Rp1,7 triliun, dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp4,4 triliun.
Melihat untuk peringkat secara nasional, untuk realisasi investasi PMA di Sumbar pada pada peringkat ke-26, dengan realisasi investasi sebesar US$120,7 juta dengan jumlah proyek 308.
Lalu dari sisi peringkat realisasi investasi PMDN secara nasional di Sumbar berada di peringkat ke-28, dengan realisasi investasi sebesar Rp4.488,2 miliar dengan jumlah proyek PMDN 2.334.
Dimana yang berada peringkat 1 dan 2 itu DKI Jakarta dan Jawa Barat. Kalau Sumbar di peringkat ke-28 dari 38 provinsi di Indonesia, untuk realisasi PMDN.
Selain itu juga tercatat adanya realisasi investasi dari proyek UMK Mikro dan Kecil Rp5,4 triliun. Hal ini dinilai telah berhasil menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 9.301 Orang dengan jumlah proyek 2.781.
Untuk realisasi UKM Mikro dan Kecil ini, secara nasional, Sumbar berada pada peringkat ke-12, dengan realisasi investasi sebesar Rp2.807,4 miliar dengan jumlah proyek 41.902.
Artinya untuk capaian realisasi PMDN terbesar berdasarkan sektor usaha, terdapat tiga sektor usaha dengan nilai terbesar.
Pertama, Tanaman Pangan dan Perkebunan dan Peternakan yang terbesar adalah PT Tidar Kerinci Agung dengan total tambahan realisasi Investasi tahun 2023 sebesar Rp980 miliar yang berada di Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Solok Selatan.
Kedua, konstruksi yang terbesar adalah PT Hutama Karya dengan total realisasi investasi sebesar Rp669 miliar yang berada di Kabupaten Padang Pariaman.
Ketiga, industri makanan yang terbesar adalah PT Charoen Pokphand Indonesia dengan tambahan realisasi investasi sebesar Rp123 miliar yang juga berada di Kabupaten Padang Pariaman.
Selanjutnya untuk capaian realisasi PMA terbesar berdasarkan sektor usaha dengan nilai realisasi terbesar itu, pertama industri Makanan yang terbesar adalah PT Sumbar Andalas Kencana dengan Tambahan realisasi investasi sebesar US$9.763,70 yang berada di Kabupaten Dharmasraya, dan investor dari Singapura.
Kedua, listrik gas dan air yang terbesar adalah PT Dempo Sumber Energi dengan tambahan realisasi investasi sebesar US$9.269,20 yang berada di Kabupaten Pesisir Selatan, dan investor dari Hong Kong.
Ketiga, pertambangan yang terbesar adalah PT Gamindra Mitra Kesuma dengan tambahan realisasi investasi US$9.047,40 yang berada di Kabupaten Pasaman Barat, dan investornya dari Kepulauan Virgin Inggris.