Bisnis.com, MEDAN - Perum Bulog Divre Sumatra Utara (Sumut) pastikan stok beras Bulog cukup penuhi kebutuhan masyarakat hingga setelah Idulfitri.
Kepala Perum Bulog Sumut Arif Mandu mengatakan per minggu pertama Maret 2024 total stok beras Bulog di Sumut ada sekitar 16.905 ton. Sebanyak 15.911 ton diantaranya diperuntukkan bagi cadangan beras pemerintah (CBP).
"Stok di gudang Bulog itu ada 16 ribu ton. Ditambah 12 ribu ton yang tengah dalam proses bongkar. Nanti tanggal 17 Maret kita juga akan kedatangan beras lagi sebanyak 20 ribu ton beras. InsyaAllah persediaan kita cukup sampai hingga habis lebaran," kata Arif saat dihubungi Bisnis, Rabu (13/3/2024).
Sebagaimana diketahui, lonjakan harga beras di beberapa daerah belakangan ini semakin tak terbendung.
Kendati lonjakan harga beras di Sumut tidak sedrastis nasional, hal itu tetap membuat khawatir pedagang juga masyarakat.
Untuk menjaga stabilitas harga beras di pasar, Arif mengatakan Bulog terus memasok beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) ke pasar-pasar tradisional hingga retail modern.
Baca Juga
"Bulog memiliki kurang lebih 2 ribu outlet mitra Perum Bulog di Sumut yang mendistribusikan beras SPHP," katanya.
Dalam upaya mengantisipasi kenaikan terus menerus harga serta permasalahan beras, Bulog bersama tim Satgas Pangan Sumut telah pula melakukan sidak ke sejumlah pasar pada awal Maret lalu.
Dari sidak tersebut tim menemukan bahwa harga beras di Sumut dijual jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan kendati pasokan beras di Sumut terbilang aman.
Beras medium, ditemukan tim dijual oleh pedagang dengan harga rata-rata Rp13.000-Rp14.000 per kg. Sedangkan harga rata-rata beras premium di sejumlah pasar yang disidak Satgas Pangan Sumut berkisar Rp15.000-Rp15.500 per kg.
Sementara HET yang ditetapkan bagi komoditas beras sejak Maret 2023 lalu yakni Rp11.500 untuk medium dan Rp14.500 untuk premium khusus Zona 2, yang didalamnya termasuk Sumatra Utara.
Dari sidak itu tim juga temukan adanya pedagang yang mengemas kembali beras Bulog untuk dijual kembali dengan harga pasar.
Menyikapi hal itu, Arif telah meminta PD Pasar Medan dan PT Pilar selaku distributor utama resmi beras Bulog ke pedagang di pasar untuk menelusuri kasus tersebut.
Ia juga meminta distributor resmi penyalur beras Bulog di Sumut untuk memutus hubungan kemitraan dengan pedagang yang enggan mengikuti aturan penjualan beras Bulog.
"Kami juga mewajibkan mitra dan jaringan pedagang di bawahnya (downline) yang menjual beras Bulog untuk memasang spanduk berisi HET beras Bulog untuk memperketat pendistribusian beras SPHP dan terpenting melindungi konsumen," ujarnya. (K68)
