Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menyampaikan berdasarkan data dari Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I untuk sejumlah daerah di Sumbar akan menjalani musim hujan mulai penutupan Februari 2024 ini.
Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan penting bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan karena bila musim hujan melanda wilayah Sumbar, maka yang perlu diwaspadai adalah ancaman bencana alam.
"Di Sumbar ini, bila musim hujan itu, bencana banjir dan longsor sangat rawan terjadi. Melihat dari data BMKG, saya mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap potensi terjadi bencana alam," katanya, Senin (26/2/2024).
Mahyeldi menjelaskan penting bagi instansi terkait dan seluruh warga Sumbar untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana selama Dasarian III Februari 2024 ini, karena sebagian besar wilayah Sumbar diperkirakan masih berada dalam periode musim hujan.
"BMKG juga mencatat pada momen menuju April 2024 nanti, Sumbar ada potensi menjalani El Nino. Nah, kondisi ini juga perlu untuk jadi perhatian," ujarnya.
Gubernur menekankan penting untuk meningkatkan kewaspadaan di seluruh Wilayah Sumbar, untuk mengantisipasi potensi kejadian bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan longsor.
Baca Juga
Dia juga meminta kepada BPBD, Dinas Sosial, dan Dinas Kesehatan, untuk selalu bersiap siaga dan menjalin komunikasi dengan instansi vertikal terkait serta pemerintah kabupaten dan kota di Sumbar.
"Kondisi cuaca ini, harus siap. Karena bila sewaktu-waktu terjadi bencana, sudah siap mengantisipasi dampak yang luas bagi masyarakat," jelasnya.
Menurut laporan BMKG yang diterima Pemprov Sumbar, disebutkan bahwa secara umum sebagian besar wilayah Sumbar selama Dasarian II Februari 2024 memang berada pada periode musim hujan, dan perkiraannya masih berlanjut untuk Dasarian III atau 10 hari terakhir Bulan Februari ini.
Untuk diketahui, pada awal tahun 2024 lalu, sebagian wilayah di Sumbar landa bencana, sepert di Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Agam, dan Solok Selatan, serta di Kota Padang.
Bencana yang dominan terjadi yakni banjir dan longsor. Dampak yang ditimbulkan ada sejumlah titik akses jalan antar provinsi jadi terganggu, dan masyarakat menjadi korban jiwa.