Bisnis.com, PEKANBARU — Pemerintah Provinsi Riau diharapkan dapat mempercepat diversifikasi pertumbuhan ekonomi daerah atau shifting, yang telah berlangsung dari sebelumnya mengandalkan sektor pertambangan dan galian, menjadi sektor industri pengolahan dan pertanian perkebunan.
Ekonom Universitas Riau, Prof. Isyandi menyebutkan pentingnya diversifikasi ekonomi Riau, khususnya dalam sektor pertanian perkebunan dan industri pengolahan.
"Saya mencatat adanya pergeseran dari sektor pertambangan dan galian ke manufaktur sejak 2013 hingga 2022 lalu. Memang angka investasi penanaman modal naik, namun harapan kami adalah penanaman modal tetap bruto dapat dipercepat untuk meningkatkan jumlah produk yang dihasilkan," ungkapnya Selasa (2/1/2024).
Sementara itu dia menilai meskipun ekonomi Riau mengalami pertumbuhan sejak 2005 hingga 2022, Prof. Isyandi berharap agar pertumbuhan tersebut dapat terus berada di atas 5%.
Menurutnya PDRB perkapita yang meningkat dari Rp28 juta pada 2005 menjadi Rp149,91 juta pada 2022 menunjukkan potensi pembangunan yang besar. Namun, tantangan tetap ada untuk mempertahankan kecepatan pertumbuhan di atas 5%.
Dia juga menggarisbawahi pentingnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang tetap tinggi. Keberlanjutan peningkatan IPM diharapkan mencerminkan kecerdasan masyarakat dalam mengelola aspek ekonomi.
Baca Juga
Dalam konteks ini, penurunan angka kemiskinan dan munculnya orang-orang kaya baru menjadi sorotan. Prof. Isyandi menekankan bahwa potensi Riau harus dikelola secara efektif untuk memastikan manfaatnya dirasakan di tingkat masyarakat.
"Lalu harapannya juga Bank Indonesia dapat menjaga nilai rupiah, mendorong bank-bank untuk mendukung perkembangan ekonomi daerah, dan mengelola volume kredit yang bergerak," ungkapnya.
Terakhir, Prof. Isyandi menyoroti perlunya peningkatan infrastruktur dasar sebagai pondasi ekonomi Riau. Dengan infrastruktur yang andal, potensi komoditas dapat semakin berkembang, dan pabrik-pabrik dapat dibangun di Riau untuk memajukan sektor industri lokal.