Bisnis.com, PADANG — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja perbankan syariah di Provinsi Sumatra Barat hingga Oktober 2023 tumbuh lebih tinggi dari perbankan konvensional.
Plt. Kepala OJK Provinsi Sumbar Guntar Kumala menjelaskan bahwa pertumbuhan itu dilihat dari sisi aset, dana pihak ketiga (DPK), dan penyaluran pembiayaan. Aset perbankan syariah di Sumbar tercatat tumbuh 20,58% (year-on-year/YoY) menjadi Rp10,65 triliun.
Penghimpunan DPK tercatat meningkat 20,09% (YoY) menjadi Rp9,82 triliun. lalu, penyaluran pembiayaan meningkat 25,46% (YoY) menjadi Rp8,58 triliun.
"Dari kondisi itu, kami mencatat risiko pembiayaan masih terjaga dengan rasio NPF [non performing financing] 1,71%, dan rasio FDR [financing to deposit] 87,40%," ujar Guntar, Dikutip pada Senin (18/12/2023).
Menurutnya, kinerja perbankan konvensional juga mengalami pertumbuhan positif, hanya saja tidak sebesar pertumbuhan perbankan syariah.
Berdasarkan catatan OJK, aset perbankan konvensional di Sumbar tumbuh 5,54% (YoY) menjadi Rp80,10 triliun. Lalu, untuk penyaluran kredit 7,37% (YoY) menjadi Rp68,75 triliun. Lalu, penghimpunan DPK terkontraksi 1,47% (YoY) menjadi Rp54,53 triliun.
Baca Juga
"Nah, untuk risiko kredit perbankan konvensional juga masih terjaga dengan rasio NPL 2,11%, dan rasio LDR 126,07%. Namun, lebih rendah rasio NPF perbankan syariah yakni hanya 1,71%," jelasnya.
Begitupun untuk penyaluran kredit untuk pelaku UMKM dari perbankan konvensional mencapai Rp30,56 triliun atau tumbuh 9,96% (YoY).
"Penyaluran kredit kepada pelaku UMKM ini kami mencatat mencapai 44,46% dari total kredit perbankan di Sumbar," ujarnya.
OJK Sumbar menilai bahwa secara umum kondisi sektor jasa keuangan di Sumbar per Oktober 2023 tumbuh positif dengan tingkat risiko yang masih terjaga dalam menghadapi meningkatnya suku bunga global.
Kinerja sektor jasa keuangan itu turut mendukung pertumbuhan ekonomi Sumbar yang tetap menunjukkan tren positif, yakni pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kuartal III/2023 mampu tumbuh 4,30% (YoY).