Bisnis.com, MEDAN - Bursa Efek Indonesia (BEI) perwakilan Sumatra Utara (Sumut) membeberkan penyebab masih sedikitnya jumlah emiten di Sumut, kendati sejak 2010 telah ada 44 perusahaan yang potensial untuk IPO (initial public offering) di bursa saham, dari catatan BEI.
M Pintor Nasution, Kepala Kantor Perwakilan BEI Sumut mengatakan, penyebab utama maju mundurnya perusahaan-perusahaan di Sumut untuk go-public ialah soal transparansi laporan keuangan.
"Banyak dari perusahaan potensial ini khawatir akan audit laporan keuangan mereka yang memang merupakan salah satu syarat wajib untuk bisa IPO," terang Pintor kepada Bisnis hari ini.
Pemeriksaan laporan keuangan (audit) beberapa tahun terakhir merupakan salah satu syarat bagi calon emiten yang ingin IPO.
Audit laporan keuangan ini, kata Pintor, tidak bisa dilakukan oleh sembarang akuntan yang ditunjuk sendiri oleh perusahaan. Dengan kata lain, hanya akuntan publik yang ditunjuk OJK yang dapat mengaudit laporan keuangan calon emiten.
Penyebab lain minimnya emiten di Sumut, lanjutnya, berhubungan dengan jumlah pemegang saham dalam perusahaan.
Baca Juga
"Jika saham perusahaannnya dipegang oleh lebih dari 3 orang, seperti misalnya perusahaan keluarga, akan semakin sulit untuk menuju IPO karena persetujuan harus diperoleh dari semua anggota," terangnya.
Artinya, jika satu saja pemegang saham tidak menyetujui, maka proses untuk menuju IPO tidak bisa lagi dilanjutkan.
Yang tidak kalah menarik dalam persiapan perusahaan untuk go-public ini ialah perlu adanya 'pemantik' dari perusahaan sejenis.
"Sepengamatan saya, perusahaan-perusahaan di Medan itu hobinya melihat terlebih dahulu contoh 'barang' yang sudah jadi. Misal ada dari perusahaan A yang bergerak di industri sawit sudah IPO, itu akan menjadi magnet bagi perusahaan sawit lainnya untuk IPO juga," jelas Pintor.
Pintor menerangkan, sejatinya, dari hasil survey tim BEI pusat ke Sumut pada 2010 lalu, sudah ada sekitar 44 perusahaan di Sumut yang layak atau berpotensi untuk IPO. Jumlah itu diperkirakan bertambah saat ini.
Kendati, hingga akhir 2023 ini, baru 11 perusahaan dari Sumut yang tercatat telah melantai di BEI. (K68)