Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rumah Sakit di Pekanbaru Dukung Implementasi Rekam Medis Elektronik

RS yang ada di Pekanbaru dan Provinsi Riau siap mendukung implementasi RME, karena dengan pendekatan platform digital sebagai sebuah pelayanan.
Direktur Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika, I Nyoman Adhiarna saat memaparkan implementasi RME dalam memudahkan pelayanan di faskes./Istimewa
Direktur Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika, I Nyoman Adhiarna saat memaparkan implementasi RME dalam memudahkan pelayanan di faskes./Istimewa

Bisnis.com, PEKANBARU — Dinas Kesehatan Provinsi Riau menyatakan sekitar 90 persen rumah sakit yang ada di Pekanbaru telah mengantongi akreditasi pelayanan, dan RS di wilayah itu siap mendukung implementasi Rekam Medis Elektronik (RME) sesuai aturan Permenkes 24/2022.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Sri Dhama Yanti menyampaikan bicara tentang RME, erat kaitannya dengan upaya memenuhi standar akreditasi rumah sakit.

"Sebenarnya sudah ada aturan implementasi RME dalam proses akreditas dan kalau kami menyebutnya Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (MRMIK) yang memang termasuk dalam proses penilaian akreditasi rumah sakit," ungkapnya Kamis (3/8/2023).

Dia mengatakan RS yang ada di Pekanbaru dan Provinsi Riau siap mendukung implementasi RME, karena dengan pendekatan platform digital sebagai sebuah pelayanan, adanya integrasi dan pengembangan data kesehatan diharapkan menjadikan Riau sebagai hub wisata medis yang dapat bersaing dengan negara-negara maju seperti Singapura.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika mendorong implementasi RME di fasilitas kesehatan yang ada di Provinsi Riau.

Direktur Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika, I Nyoman Adhiarna mengatakan upaya pemerintah ini sejalan dengan penerapan Permenkes No.24/2022 untuk mendukung transformasi digital dan akreditasi rumah sakit.

"Langkah ini mengedepankan Integrasi dan pengembangan data kesehatan sebagai langkah awal dalam membangun sistem kesehatan nasional berbasis individu. Dengan sistem yang terintegrasi, masalah seperti underreporting dan kelengkapan data yang rendah dapat diatasi," ujarnya.

Menurutnya dengan langkah tersebut, keputusan kesehatan yang diambil dapat didasarkan pada data yang akurat dan berkualitas. Kemudian hal ini akan berdampak positif bagi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Dia memaparkan integrasi dan pengembangan data kesehatan mencakup beberapa sub-kegiatan yang akan membawa perubahan positif bagi pelayanan kesehatan. Pemantapan Sistem Kesehatan Nasional yang berbasis individu atau Integrated Electronic Medical and Health Record menjadi prioritas. 

Selain itu, integrasi sistem data kesehatan antar layanan sistem elektronik instansi kesehatan di pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan industri kesehatan serta pembangunan Sistem Analisis Big Data Kesehatan berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence) juga menjadi bagian dari rencana.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistika (Diskominfotik) Provinsi Riau Erisman Yahya menyambut baik langkah sinergis ini. "Platform ekosistem digital kesehatan, Satu Sehat, telah dikembangkan untuk menyediakan konektivitas data, analisis, dan layanan yang mendukung serta mengintegrasikan berbagai aplikasi kesehatan yang digunakan oleh fasilitas layanan kesehatan di Indonesia," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper