Bisnis.com, PADANG - BMKG memperkirakan fenomena El Nino akan melanda wilayah Indonesia pada Agustus 2023 mendatang dan kondisi ini perlu diwaspadai dampaknya.
Menyikapi hal ini, menurut Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo sektor pertanian perkebunan patut mewaspadai terkait dampak El Nino tersebut, karena akan berpotensi terjadi kekeringan.
"Air itu adalah sumber utama pertanian. Saya berharap tidak hanya kepada petani saja, tapi semua pihak, agar bersama-sama untuk membantu dan mempersiapkan pertanian yang handal dalam kondisi El Nino itu," katanya dalam kunjungan kerja ke Padang, Selasa (30/5/2023).
Dia menjelaskan meski diperkirakan dampak El Nino di Indonesia tidak seperti yang dikhawatirkan di negara lain, namun bukan berarti bersantai-santai saja, tapi sebaliknya dari sekarang harus mempersiapkan segala upaya untuk mengantisipasi atau meminimalisir dampak dari suhu ekstrem tersebut.
"Dalam waktu ada kegiatan Penas (Pekan Nasional) Tani di Padang. Saya melihat nantinya pada kegiatan itu dihadirkan sistem pertanian yang menggunakan teknologi. Nah hal ini bisa jadi salah satu upaya, agar pertanian dengan sistem teknologi mampu berproduksi dengan baik pada saat menghadapi suhu udara yang panas," ujarnya.
Dikatakannya kegiatan Penas Tani yang akan digelar 5-10 Juni 2023 mendatang itu, dapat menjadi momentum saling bertukar informasi dalam pengembangan pertanian melalui penerapan teknologi.
"Saya mengajak para generasi milenial, ayo menjadi petani, sehingga pangan di Indonesia semakin kuat," harap dia.
Sementara itu, bicara dampak El Nino terhadap pertanian, Pemprov Sumbar juga diimbau untuk mempersiapkan langkah-langkah yang strategis, sehingga pertanian di Sumbar tetap tangguh.
"Sektor pertanian perkebunan dan perikanan adalah menyumbang ekonomi terbesar bagi Sumbar. Jika pertanian bermasalah atau gagal panen atau anjloknya produksi, maka ekonomi Sumbar bakal terganggu," kata Kepala Kanwil DJPb Provinsi Sumbar Syukriah ditemui ditempat terpisah, Selasa.
Menurutnya DJPb tentu akan melakukan koordinasi dengan Pemprov dan kabupaten kota untuk mengetahui apakah kondisi yang di daerah nantinya terkait dampak El Nino tersebut.
"Kalau pangan yang bermasalah, maka yang dikhawatirkan itu keterangan pangan di pasar. Nah akibatnya ada potensi inflasi. Hal ini penting untuk diwaspadai," tegasnya.
Dia menegaskan DJPb juga melakukan koordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumbar, sehingga akan ada langkah-langkah yang akan dilakukan menghadapi ancaman dampak El Nino.