Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) bersama International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF) Indonesia resmi meluncurkan kurikulum muatan lokal DAS dan Gambut untuk siswa Sekolah Dasar (SD) kelas 4,5, dan 6 di wilayah tersebut.
Diketahui sebelumnya, kurikulum DAS dan Gambut telah diuji cobakan di dua kabupaten yang ada di Sumsel tepatnya di Kabupaten Banyuasin dan Ogan Komering Ilir (OKI).
Ketua Forum Koordinasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sumsel Syafrul Yunardy mengatakan, kurikulum DAS dan Gambut ini dinilai penting lantaran kondisi di wilayah Sumsel yang banyak dialiri sungai dan juga area gambut.
Selain itu, kata dia, melihat dari riwayat kebakaran yang terjadi beberapa waktu terakhir di Sumsel juga sudah bergeser dari daerah mineral menjadi area-area gambut.
“Jadi ancamannya memang ke gambut, sehingga memerlukan perhatian khusus agar bisa dikelola dan dipahami secara benar,” kata Yunardi, Kamis (25/5/2023).
Kurikulum yang menyasar pada siswa SD ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan dasar. Sehingga, ketika sudah dewasa dapat mengambil tindakan yang tepat ketika berinteraksi dengan DAS dan Gambut.
“Harapannya ini bisa lanjutkan dari sisi perluasan di kabupaten kota lainnya, maupun dari sisi peningkatan di tingkat pendidikan di SMP hingga SMA,” tambahnya.
Direktur Utama ICRAF Indonesia Sonya Dewi menerangkan, ekosistem gambut yang besar di Sumsel ini menjadi hal penting bagi kehidupan.
Akan tetapi, pengelolaan yang tidak tepat akan berakibat pada kerusakan dan potensi bencana yang cukup besar.
“Salah satu sebabnya adalah minim pengetahuan tentang karakteristik dan praktek pengelolaan. Oleh karena itu, upaya bersama dalam mengelola ekosistem gambut adalah sebuah keharusan salah satunya adalah melalui pengenalan tentang gambut sejak dini,” jelas Sonya.
Sementara itu, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Sumsel Edward Chandra menyampaikan, peluncuran kurikulum ini diharapkan dapat mengubah mindset terhadap kepedulian pemeliharaan ekosistem Gambut di wilayah Sumsel.
“Kita akan dorong, dan minta agar ini (kurikulum) bisa segera diterapkan di beberapa daerah lain yang memiliki area gambut luas seperti Musi Banyuasin,” tegas Edward.
Edward menjelaskan, kurikulum ini nantinya akan dibagi menjadi dua bagian yaitu diintegrasikan dengan mata pelajaran lain seperti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau menjadi muatan lokal.
Dia menilai, melalui adanya kurikulum ini juga akan bermuara pada pencegahan potensi bencana yang ada seperti yang paling krusial yaitu kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
“Tentu ini arahnya kesitu (Karhutla) karena gambut ini kan kalau sudah terbakar akan susah dipadamkan, sehingga membutuhkan kepedulian,” tutupnya. (K64)