Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Listrik Padam Imbas Cuaca Panas, Shipyard di Batam Tidak Beroperasi Seharian

Cuaca panas yang melanda Kepulauan Riau (Kepri) khususnya Batam membuat pemakaian listrik melonjak tinggi, bahkan sudah di luar kemampuan rata-rata pembangkit.
Perusahaan galangan kapal (shipyard) di Batam
Perusahaan galangan kapal (shipyard) di Batam

Bisnis.com, BATAM - Cuaca panas yang melanda Kepulauan Riau (Kepri) khususnya Batam membuat pemakaian listrik melonjak tinggi, bahkan sudah di luar kemampuan rata-rata pembangkit PLN Batam.

Selain itu, 1 unit pembangkit PLTU Tanjung Kasam masuk dalam masa pemeliharaan, sehingga akan ada defisit daya. Karena hal tersebut, pemadaman bergilir akan dilakukan untuk pelanggan bisnis dan industri dari 15 Mei 2023 hingga 21 Mei 2023.

Karena pemadaman tersebut, dunia usaha di Batam pun mengalami kerugian. Salah satu contohnya ada perusahaan galangan kapal (shipyard) di Batam yang tidak beroperasi seharian, karena pemadaman listrik tersebut.

Berdasarkan pemberitahuan resmi dari PLN Batam, untuk mengatasi kekurangan daya, maka PLN Batam sedang menyiapkan tambahan pembangkit listrik 75 MW. Dayanya akan masuk secara bertahap mulai dari 25 MW pada Juli 2023, dan 50 MW pada September 2023.

"Dengan mempertimbangkan hal diatas, saat ini kondisi dalam masa siaga dari 15 Mei sampai 21 Mei 2023, untuk itu kami imbau kepada pelanggan bisnis dan industri besar agar dapat secara mandiri menggunakan genset selama masa siaga ini," ujar keterangan resmi dari PLN Batam, Senin (15/5/2023).

Ketua Bidang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia Tjaw Hioeng mengatakan pemberitahuan mendadak tersebut sangat mengejutkan. Ia mengaku kecewa dengan kinerja PLN Batam.

"Apalagi dengan alasan cuaca panas dan pemeliharaan PLTU, yang menurut kami sulit menjelaskan hal-hal tersebut kepada perusahaan industri khususnya manufaktur," ungkapnya di Batam Centre, Senin (15/5/2023).

Menurut Tjaw, BMKG sudah jauh-jauh hari menyampaikan bahwa cuaca di Batam akan semakin panas. Ia melihat PLN Batam kurang persiapan dalam menghadapi situasi seperti ini.

"Hal-hal semacam ini seharusnya bisa dikomunikasikan jauh-jauh hari sebelumnya. Kalau dadakan seperti ini semua perencanaan produksi yang sudah terjadwal pasti kacau balau. Bagaimana kita mau bicara daya saing dan daya tarik Batam, kalau hal-hal yang mendasar saja seperti kebutuhan akan listrik dan air masih saja amburabul seperti ini," tuturnya.

Ia meminta kepada Badan Pengusahaan (BP) Batam dapat mencarikan solusi yang terbaik, karena listrik juga merupakan salah satu komponen penting dalam operasional industri di Batam.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam Rafki Rasyid mengatakan semestinya PLN Batam sudah memperhitungkan terjadinya lonjakan pemakaian listrik akibat cuaca panas. Ia sudah mendapatkan laporan bahwa ada industri galangan kapal di Batam yang tidak beroperasi seharian, imbas pemadaman listrik.

"Seharusnya PLN Batam sudah memiliki hitungan lonjakan pemakaian itu dan mengantisipasinya sejak awal. Dengan kondisi sekarang yaitu terjadinya pemadaman di industri, kita khawatirkan bisa mengganggu proses produksi. Walaupun ada himbauan menggunakan genset, tidak semua perusahaan ataupun kawasan industri memilikinya. Saat ini banyak pengusaha yang melapor karena merasa terganggu dengan rencana pemadaman oleh PLN Batam tersebut," ungkapnya.

Listrik merupakan kebutuhan vital bagi kawasan industri. Rafki mengatakan PLN Batam seharusnya memiliki cadangan listrik yang cukup untuk segala situasi. Apalagi kondisi cuaca panas ini sudah sejak lama diperingatkan oleh BMKG.

"Kita tetap berharap PLN Batam jangan sampai melakukan pemadaman di industri ataupun di rumah tangga seperti yang direncanakan itu. Karena dampaknya akan merugikan pelaku usaha. Kita berharap PLN Batam mendahulukan opsi lain sebelum melakukan pemadaman bergilir," pungkasnya.(K65)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper