Bisnis.com, MEDAN - Badan Pusat Statiktik (BPS) Sumatera Utara (Sumut) menyebut pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan I/2023 mengalami kontraksi sebesar 0,45 persen jika dibandingkan dengan triwulan IV 2022 quarter to quarter (qtq).
"Dari sisi lapangan usaha, yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah jasa keuangan dan asuransi yang naik sebesar 2,70 persen," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin, Selasa (9/5/2023).
Hasan mengatakan lapangan usaha yang memiliki peran penting terhadap perekonomian Sumut seperti pertanian, kehutanan, dan perikanan, justru mengalami kontraksi sebesar 0,10 persen.
Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor ikut mengalami kontraksi sebesar 0,54 persen. Industri pengolahan mengalami kontraksi sebesar 0,42 persen, dan konstruksi juga turut mengalami kontraksi sebesar 1,64 persen.
Selain dari sisi lapangan usaha, kontraksi qtq tersebut juga disebabkan oleh pertumbuhan negatif yang terjadi di beberapa komponen PDRB pengeluaran.
Komponen yang mengalami kontraksi yaitu komponen PK-P sebesar 11,05 persen, komponen ekspor barang dan jasa sebesar 6,21 persen dan komponen PMTB sebesar 1,01 persen.
Baca Juga
Sedangkan komponen pengeluaran konsumsi lembaga non rumah tangga (PK-LNPRT) tumbuh sebesar 0,60 persen diikuti komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) yang tumbuh sebesar 0,29 persen. Sementara komponen impor barang jasa yang merupakan komponen pengurang mengalami kontraksi sebesar 9,08 persen.
Akan tetapi, jika membanding pertumbuhan ekonomi Sumut triwulan I 2023 dengan triwulan I/2022 atau year on year (yoy), angkanya mengalami pertumbuhan sebesar 4,87 persen.
Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah transportasi dan pergudangan sebesar 15,64 persen.
Berdasarkan data, lapangan usaha yang memiliki peran penting terhadap perekonomian Sumut seperti pertanian, kehutanan, dan perikanan tercatat bertumbuh sebesar 3,46 persen.
Sementara itu, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor naik sebesar 5,56 persen, industri pengolahan naik sebesar 2,61 persen, dan konstruksi naik sebesar 5,49 persen.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen PK-LNPRT yang tumbuh sebesar 7,46 persen. Kemudian diikuti oleh komponen PK-RT tumbuh sebesar 5,69 persen, komponen PKP tumbuh sebesar 5,19 persen, komponen PMTB tumbuh sebesar 3,37 persen dan komponen ekspor barang dan jasa tumbuh sebesar 2,45 persen.
Sementara itu, komponen impor barang dan jasa yang merupakan komponen pengurang dalam PDRB tumbuh sebesar sebesar 2,06 persen