Bisnis.com, TANAH DATAR - Jalur Panyalaian yang merupakan jalan lintas Padang - Bukittinggi, Sumatra Barat, patut diwaspadai bagi para pemudik karena sudah banyak pengendara yang menjadi korban akibat kecelakaan.
Terhitung Januari 2023, di Panyalaian telah terjadi kecelakaan beruntun dan terdapat sembilan unit kendaraan yang terlibat, dan menyebabkan 3 orang yang dinyatakan meninggal dunia.
Lalu pada Maret 2023, kecelakaan beruntun kembali terjadi di Panyalaian itu. Pada waktu itu, terdapat 5 unit rumah dan 5 unit mobil turut terlibat dalam peristiwa naas tersebut.
Serta pada 9 April 2023 kemarin, masih di Panyalaian kembali terjadi kecelakaan. Dari data pihak kepolisian, terdapat 15 orang yang jadi korban, dan satu orang diantaranya meninggal dunia.
Menjelang mudik lebaran 2023, Pemerintah Kabupaten Tanah Datar menyatakan perlu ada solusi untuk mengantisipasi kerentanan kecelakaan di Panyalaian tersebut.
Bupati Tanah Datar Eka Putra mengatakan perlu ada solusi terkait titik jalur Panyalaian itu. Dia berkeinginan agar peristiwa tersebut perlu untuk dibahas lebih lanjut secara bersama, mulai dari pemda hingga ke pihak kepolisian.
Namun Eka melihat dari kronologi kecelakaan yang terjadi di Panyalaian itu, persoalan pertama datang dari kendaraan angkutan barang atau truk.
"Saya menghimbau pengusaha angkutan memastikan armada yang beroperasi dalam kondisi layak dan muatan yang diangkut sesuai dengan kemampuan armada," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (10/4/2023).
"Jangan dipakai armada yang tidak layak, yang tidak keur. Jangan dibawa muatan yang melebihi batasan tonase. Saya pikir jika ini diikuti, kita bisa meminimalisir kecelakaan di Jalur Panyalaian X Koto," sambungnya.
Eka menilai kondisi jalan di Panyalaian bisa dikatakan bagus. Karena pengerjaan jalan itu, dulunya sudah mempertimbangkan kemiringan, kemampuan mobil mengerem, dan sebagainya.
"Sekarang sering terjadi kecelakaan, saya pikir bisa jadi ada yang perlu kita sempurnakan. Misalnya kondisi armada, kemampuan sopir, termasuk beban yang diangkut," tegasnya.
Di sisi lain, Eka menilai perlu dibangun jalur penyelamat (emergency safety) di lokasi seringnya terjadi kecelakaan atau dibangun rest area di kawasan itu.
Menurutnya kalau dibangun rest area, maka akan memberikan kesempatan kepada sopir untuk istirahat dan memeriksa kondisi armada menjelang melewati jalan yang menurun tersebut.
"Atau bangun jalur penyelamat di lokasi tersebut," kata Eka.
Kendati demikian, Eka menyatakan butuh kajian dan kesepakatan dengan masyarakat. Karena rumah masyarakat sudah ada sejak dulunya dengan jalan raya.
"Meski jalan nasional, tapi karena peristiwa nya terjadi berkali-kali dan mengancam keselamatan masyarakat kami, tentu kami harus mengkaji dan menyampaikannya ke pengambil kebijakan di provinsi maupun di pusat," ungkap dia.