Bisnis.com, PEKANBARU -- Pemerintah Provinsi Riau meyakini pertumbuhan ekonomi daerah itu pada tahun depan tetap positif dan bahkan bisa lebih baik dibandingkan tahun ini.
Gubernur Riau Syamsuar mengatakan keyakinan pemda ini berdasarkan sejumlah hal, diantaranya berbagai program pengembangan UMKM yang didorong oleh pemerintah dan stakeholder terkait.
"Riau tahun depan dipilih menjadi salah satu lokasi pelaksanaan gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia. Tujuannya mendorong UMKM lokal semakin berkembang dan pelaksanaannya nanti di Kota Dumai," ujarnya, Selasa (27/12/2022).
Guna mendorong tumbuh dan berkembangnya UMKM lokal, kegiatan tersebut juga akan diperluas cakupannya menjadi Bangga Berwisata Dalam Negeri. Peningkatan ini bertujuan agar masyarakat melakukan wisata di dalam negeri, dengan harapan aktivitas tersebut mendongkrak perekonomian nasional.
Selain itu, berbagai jenis usaha bidang pariwisata lokal seperti jajanan, kuliner, agen perjalanan, toko oleh-oleh dan sebagainya yang berkaitan langsung dengan sektor jasa tersebut.
Dari data pemda, pertumbuhan ekonomi Riau triwulan III/2022 mengalami pertumbuhan sebesar 4,63 persen dibandingkan triwulan III/2021. Secara spasial, pada triwulan III tahun 2022 Provinsi Riau berkontribusi sebesar 5,12 persen terhadap perekonomian nasional. Riau merupakan provinsi dengan PDRB terbesar ke-6 di Indonesia atau PDRB terbesar kedua di luar pulau Jawa.
Dari berbagai pertemuan sebelumnya Pemerintah Pusat mengatakan, ekonomi global 2023 masih diselimuti ketidakpastian. Namun, Gubernur Syamsuar tetap optimistis ekonomi Riau tumbuh lebih baik.
Karena itu investasi Riau juga berjalan sangat baik. Bahkan, Riau termasuk salah satu tujuan investasi terbaik di Indonesia, apalagi negeri Melayu ini memiliki banyak potensi, mulai dari perikanan, migas, pertanian, hingga perkebunan.
"Pemerintah Pusat mengatakan ketidak pastian tahun 2023, namun Riau harus optimis menghadapinya. Apalagi sekarang investasi pulau jawa sudah kalah dari investasi luar pulau jawa," ungkapnya.
Menurutnya iklim investasi di Riau dalam situasi kondusif dan berjalan lancar, sehingga memberikan multiplier effect yang luar biasa. Syamsuar mengharapkan suasana aman dan kondusif di Riau tetap terjaga, sehingga semakin banyak investor yang ingin berinvestasi di Bumi Lancang Kuning.
Sebelumnya Bank Indonesia Provinsi Riau memerkirakan pertumbuhan perekonomian daerah itu pada tahun depan akan berada di rentang 4 persen hingga 5 persen.
Deputi Kepala BI Riau Maria Cahyaningtyas menjelaskan angka proyeksi tersebut dinilai akan tumbuh positif, seiring dengan perbaikan ekonomi nasional setelah pandemi. Proyeksi ini juga lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi Riau beberapa tahun terakhir.
"Untuk 2023 proyek ekonomi Riau berada di angka 4 persen sampai 5 persen. Angka ini memang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun-tahun sebelumnya. Namun untuk realisasi saat ini sampai September 2022 atau triwulan ketiga, ekonomi Riau tumbuh 4,63 persen dan memang lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu di angka 3,36 persen," ujarnya.
Dia merincikan keyakinan bank sentral tersebut berdasarkan laporan kinerja perekonomian secara keseluruhan, dimana PDRB Riau saat ini merupakan yang terbesar pertama secara nasional di luar Pulau Jawa, dimana Riau berkontribusi sebesar 5 persen terhadap PDB Indonesia.
Kemudian daya beli masyarakat mampu dijaga dengan baik dimana berhasil tumbuh sebesar 4,5 persen, serta yang paling besar pengaruhnya adalah pertumbuhan ekspor dengan kenaikan lebih dari 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari kinerja tersebut, minat investasi di Bumi Lancang Kuning juga tercatat mengalami peningkatan. Hingga triwulan ketiga tahun ini realisasinya sudah di angka Rp71 triliun lebih, atau lebih tinggi dari target sepanjang tahun yang senilai Rp60 triliun lebih.
"Dampaknya dengan investasi yang masuk ke Riau itu sudah membuka sekitar 12.000 lapangan kerja dan Riau merupakan daerah dengan investasi terbesar kelima secara nasional."