Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Inflasi Sumbar Berpotensi Naik di Triwulan IV-2022

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar Wahyu Purnama A menyebutkan ada potensi inflasi di Sumbar naik, baik itu inflasi tahunan maupun bulanan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar Wahyu Purnama A saat memberikan sambutan pada kegiatan Minang CrEFt 2022 di Kota Padang, Sumbar, Sabtu (27/11/2022)/Bisnis-Muhammad Noli Hendra
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar Wahyu Purnama A saat memberikan sambutan pada kegiatan Minang CrEFt 2022 di Kota Padang, Sumbar, Sabtu (27/11/2022)/Bisnis-Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Bank Indonesia melihat ada potensi inflasi di Provinsi Sumatra Barat naik di triwulan IV-2022 ini. Kondisi ini akan semakin memperburuk situasi inflasi di Sumbar yang kini masih di atas nasional.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan inflasi tahunan di Sumbar hingga Oktober 2022 di angka 7,87 persen. Penyumbang inflasi tahunan di Sumbar itu pada umumnya disumbangkan oleh produk pangan.

Menjalani triwulan IV-2022 ini, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar Wahyu Purnama A menyebutkan ada potensi inflasi di Sumbar naik, baik itu inflasi tahunan maupun bulanan.

"Cuaca lagi musim hujan, dampaknya ke pangan. Kalau pangan terganggu harga bahan pokok berpotensi naik. Apalagi akan tiba momen Natal dan Tahun 2022, kebutuhan akan meningkat. Hal ini perlu diwaspadai," kata Wahyu, Minggu (27/11/2022).

Dia menjelaskan selama ini inflasi di Sumbar memang disumbangkan oleh produk pangan, seperti beras, cabai merah, bawang merah, dan lainnya. Ditambah naiknya harga BBM yang turut berdampak pada biaya angkutan dan transportasi, juga memberikan dampak kepada produk pangan.

Menurutnya hal ini akan dibahas juga bersama Pemprov Sumbar melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Karena memang butuh langkah dan solusi yang tepat, sehingga kekhawatiran tersebut bisa diatasi.

"Kita tentu akan segera membahas ini bersama Pemprov. Karena melihat pada mobilitas masyarakat yang terbilang normal, maka momentum Nataru perlu dipersiapkan juga," ungkapnya.

Wahyu melihat tidak hanya soal produk pangan yang perlu diwaspadai dapat menyebabkan inflasi di Sumbar jelang penutupan tahun 2022 ini. Tapi harga tiket pesawat, tarif hotel, dan belanja lainnya, juga perlu untuk diwaspadai pula.

"Untuk kunjungan wisatawan domestik memang terlihat membaik. Momen Nataru kemungkinan bakal meningkat," tegasnya.

Sementara untuk kunjungan wisatawan mancanegara di Sumbar bisa dikatakan belum signifikan, meskipun penerbangan internasional Padang - Malaysia telah dibuka.

Dikatakannya meski di triwulan IV-2022 perlu diwaspadai meningkatnya inflasi di Sumbar, untuk tahun 2023 mendatang ada harapan perekonomian di Sumbar bakal membaik.

Visit Beautiful West Sumatra 2023

Wahyu menyatakan harapan perekonomian itu akan terwujud melalui Visit Beautiful West Sumatra 2023. Di Sumbar kegiatan Visit Beautiful West Sumatra 2023 menjadi lokomotif perekonomian Sumbar.

"Pariwisata menjadi andalan Sumbar untuk membuat pertumbuhan ekonomi. Karena dari pariwisata itu akan hidup pula UMKM dan usaha-usaha lainnya," kata Wahyu.

Diakuinya meski belum bisa memprediksi kondisi perekonomian di tahun 2023 itu, namun BI bersama Pemprov Sumbar akan konsen untuk membuat perekonomian Sumbar semakin kuat dan lebih bergairah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper