Bisnis.com, PADANG - Musim hujan yang melanda wilayah Provinsi Sumatra Barat menjadi keuntungan bagi petani sawah tadah hujan yang tersebar di sejumlah daerah di Sumbar.
Sekretaris Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumbar Ferdinal Asmin mengatakan di Sumbar luas lahan sawah tadah hujan mencapai 30.000 hektare.
"Ada tersebar di sejumlah daerah, di Kabupaten Pesisir Selatan daerah yang paling luas sawah tadah hujannya, setelah itu tersebar di Solok dan Pasaman," katanya, Selasa (15/11/2022).
Menurutnya adanya sawah tadah hujan itu karena cukup luasnya sawah yang berada di perbukitan, dan kawasan yang benar-benar tidak memiliki irigasi yang memadai untuk pengairan.
Dia menyebutkan sawah tadah hujan itu bisa dikatakan hanya bisa digarap dua kali dalam satu tahun. Pertama menjelang akhir tahun dan kedua di saat awal tahun. Karena dua momen itu Sumbar dominan dilanda hujan.
"Sumbar sudah dilanda hujan sejak September 2022, makanya kini petani telah mulai bertanam padi. Diperkirakan panennya itu di awal tahun," ujarnya.
Biasanya setelah panen di awal tahun itu, petani kembali turun ke sawah untuk membajak sawah kembali. Hal tersebut dilakukan agar musim hujan masih bertemu oleh petani.
"Bila memasuki musim kemarau, sawah tadah hujan itu tidak bisa apa-apain. Ada yang bertanam jagung, cuma hanya sebagian kecilnya saja," jelasnya.
Dia menyebutkan bila 30.000 hektare itu panen dengan kondisi yang baik, maka produksinya diperkirakan mencapai 120.000 hektare.
Dimana per hektar nya itu produksi padi dihitung rata-rata sebanyak 4 ton padi. Adanya produksi padi dari sawah tadah hujan itu, memberikan peran dalam target padi di Sumbar.
"Tahun ini target produksi padi di Sumbar sebanyak 1,5 juta ton. Posisi Januari-September 2022 produksi padi sebanyak 1 juta ton. Artinya jelang penutupan tahun ini akan ada 500.000 ton padi yang akan dipanen, termasuk itu dari sawah tadah hujan," ungkapnya.
Di Sumbar secara keseluruhan luas lahan sawah mencapai 215.000 hektare. Produksi padi di Sumbar sebagian besar adalah beras premium, yang harganya bila dijual melebihi ketentuan harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan Kemendag RI.
Diakuinya bahwa Sumbar merupakan daerah penghasil beras premium. Produksi 1,5 juta ton per tahun itu dapat dikatakan melebihi dari kebutuhan beras di Sumbar.
"Kebutuhan beras bagi masyarakat Sumbar diperkirakan 850.000 ton hingga 950.000 ton per tahun. Sementara sisanya dijual ke provinsi tetangga seperti Riau, Kepulauan Riau, Jambi, dan DKI Jakarta," sebutnya.
30.000 Ha Sawah Tadah Hujan di Sumbar Mulai Ditanami Padi
Sumbar sudah dilanda hujan sejak September 2022 makanya kini petani telah mulai bertanam padi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Muhammad Noli Hendra
Editor : Ajijah
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
7 jam yang lalu
Di Balik Aksi Lo Kheng Hong Borong Puluhan Juta Saham PGAS
11 jam yang lalu
Tekanan Berganda Harga Batu Bara dari China
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
10 jam yang lalu
PLTS Milik Emiten Luhut di Batam Segera Beroperasi 2025
10 jam yang lalu