Bisnis.com, PEKANBARU -- Badan Pengusahaan (BP) Batam mencatat minat investasi hijau khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di wilayah Batam semakin ramai. Tercatat hingga kini sudah ada 2 investor yang merealisasikan proyeknya di wilayah itu.
Kepala BP Batam Muhammad Rudi menjelaskan kedua investor itu sudah mendapatkan izin untuk membangun PLTS, diantaranya adalah Adaro Group dengan investasi senilai Rp30 triliun.
"Investasi PLTS yang sudah masuk pertama yang cukup besar adalah dari PT Adaro, ini investasi cukup besar sampai Rp30 triliun di wilayah Duriangkang," ujarnya dalam pertemuan dengan direksi dan redaksi Bisnis Indonesia secara virtual, Rabu (19/10/2022).
Menurutnya investasi PLTS dari Adaro ini hasil energi listriknya tidak hanya untuk wilayah Batam tetapi juga akan diekspor ke negara tetangga Singapura. Luasan proyek ini cukup besar diperkirakan mencapai ribuan hektare lahan.
Kemudian yang kedua adalah salah satu perusahaan akan membangun PLTS juga di wilayah Sekupang, tapi proyek kedua ini skalanya lebih kecil dan lahan yang digunakan hanya sekitar ratusan hektare saja.
Rudi menambahkan proyek PLTS di Batam rencananya sebagian akan membangun panel suryanya di wilayah darat dan juga sungai. Pemilihan wilayah darat menurutnya akan memberikan peluang usaha tambahan dari PLTS tersebut.
"Kami sempat menanyakan mengapa membangun panel suryanya di darat, jadi rencananya investor itu akan memfungsikan area di bawah panel surya sebagai tempat peternakan, jadi akan multifungsi selain pembangkit energi juga menjadi tempat memelihara dan menjalankan usaha hewan ternak. Ini acuannya sudah berjalan dengan baik di China dan pertimbangan itu yang menjadi alasannya menjalankan model serupa," ujarnya.