Bisnis.com, PALEMBANG -- PT Kilang Pertamina Internasional mencatat kilang Refinery Unit III Plaju Palembang sebagai satu dari dua unit kilang perusahaan yang memiliki biaya operasional terendah.
Diketahui, operasional Kilang Plaju menghabiskan biaya senilai US$2,92 atau Rp43.380 per barrel.
Sementara biaya operasional di bawah PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI), selaku Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, terus mengalami penurunan rata-rata sekitar US$3,67 per barel, jauh lebih rendah dibanding biaya operasional kilang di Singapura yang mencapai US$7,81 per barel.
Pjs. General Manager RU II Yulianto Triwibowo mengatakan pihaknya berupaya untuk menekan biaya operasional.
"Dari sisi bisnis, kami fokus pada optimalisasi proses dan optimalisasi produk," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (15/9/2022).
Yulianto memaparkan dalam process optimization, pihaknya melakukan uji coba pengolahan Low Sulphur V1250 dari RU V Balikpapan. Selain itu, Kilang Plaju juga melakukan uji coba pengolahan minyak mentah (crude) yang lebih ekonomis.
Adapun untuk product optimization, kilang minyak tertua di Indonesia yang masih beroperasi itu berhasil memproduksi Marine Fuel Oil (MFO) Low Sulphur (bahan bakar kapal rendah sulfur).
"Pada produksi tahap pertama sebanyak 290.000 barel per bulan, dilanjutkan dengan tahap kedua yang meningkat menjadi 530.000 barel per bulan," katanya.
Yulianto melanjutkan rendahnya biaya operasional juga didukung pemanfaatan semua gas alam yang dipasok dari sisi hulu.
"Kami optimalkan sebagai bahan bakar di unit proses sehingga Kilang Refinery Unit III dapat beroperasi maksimal," katanya.
Di sisi lain, Kilang Pertamina Plaju juga mengatur portofolio bisnisnya dengan pemanfaatan sarana dan fasilitas berupa jetty (pelabuhan) bersama dengan mitra bisnis yang berdekatan lokasinya.