Bisnis.com, PALEMBANG -- Kabupaten Ogan Komering Ilir atau OKI menjadi salah satu area program strategis nasional food estate (lumbung pangan) di Sumatra Selatan.
Potensi lahan irigasi, lebak, pasang surut dan tadah hujan menjadi andalan kabupaten itu untuk menjaga ketahanan pangan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten OKI Sahrul mengatakan pihaknya berupaya untuk mengoptimalkan lahan pertanian yang ada di kabupaten itu.
"Lahan sawah semakin penting peranannya dalam upaya mempertahankan swasembada beras dan swasembada bahan pangan lainya khusunya di Kabupaten OKI,” katanya, Rabu (3/8/2022).
Apalagi, kata Sahrul, saat ini semakin berkurangnya lahan untuk pertanian karena adanya alih fungsi lahan ke komoditas perkebunan, perumahan dan nonpertanian lainnya.
Sahrul menjelaskan potensi lahan sawah irigasi di Kabupaten OKI mencapai 5.650 hektare (ha) yang di tanam padi dengan intensitas pertanaman (IP) 200 bahkan IP 300. Dengan IP yang lebih dari satu kali panen dalam setahun ini, petani pagi juga menanam palawija dan hortikultura.
“Sawah irigasi di Kabupaten OKI dapat memproduksi padi sebanyak 65.000 ton gabah kering giling (GKG) per tahun, potensi untuk pengembangan sawah rawa irigasi ini masih sangat terbuka jika dapat dimaksimalkan untuk ditanami 3 kali,” paparnya.
Dia memaparkan bahwak Kecamatan Lempuing sebagai salah satu wilayah pengembangan food estate di OKI, di mana telah didukung mekanisasi tanam sampai panen.
"Tinggal bagaimana upaya penanganan pascapanen yang harus ditingkatkan sehingga dapat menjadikan pertanian yang terintegrasi hulu dan hilirnya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Ogan Komering Ilir, M. Dja'far Shodiq, mengatakan OKI dengan luas tanam lebih dari 150.000 ha sangat mungkin untuk terus meningkatkan hasil produksi.
"Saat pandemi Covid-19, sektor pertanian di OKI justru mengalami tren yang positif sehingga mampu mencukupi kebutuhan pangan rumah tangga di OKI,” katanya.
Shodiq mengatakan sektor pertanian tetap menjadi primadona dan aset yang harus dipertahankan sekaligus ditingkatkan untuk mencegah terjadi kemungkinan krisis pangan ke depan.
"Tetap optimistis dan semoga dengan keseriusan para petani, produktivitas semakin meningkat, masyarakat jadi lebih sejahtera,” katanya.