Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Sawit di Sumsel Masih Hadapi Penurunan Harga

Salah satunya petani sawit swadaya di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Mereka terpaksa menjual tandan buah segar (TBS) dengan harga rendah ketimbang membiarkan buah sawit itu busuk.
Pekerja mengumpulkan buah kelapa sawit di salah satu tempat pengepul kelapa sawit di Jalan Mahir Mahar, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (26/4/2022). Antara/Makna Zaezar
Pekerja mengumpulkan buah kelapa sawit di salah satu tempat pengepul kelapa sawit di Jalan Mahir Mahar, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (26/4/2022). Antara/Makna Zaezar

Bisnis.com, PALEMBANG – Petani sawit di daerah sentra Sumatra Selatan masih menghadapi penurunan harga komoditas tersebut.

Salah satunya petani sawit swadaya di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Mereka terpaksa menjual tandan buah segar (TBS) dengan harga rendah ketimbang membiarkan buah sawit itu busuk.

Agung Topan, petani sawit di Kecamatan Bayung Lencir, mengatakan saat ini dirinya menjual TBS di harga Rp1.200 per kilogram (kg).

“Harga hari ini turun lagi Rp100, jadinya Rp1.200 per kg. Dengan besaran harga itu cukup untuk makan saja,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (6/7/2022).

Agung menjelaskan sebagai petani swadaya, dirinya harus menutupi beban operasional kebun, termasuk juga membayar upah untuk tukang panen dan buruh harian lepas.

Dia mengatakan petani sawit berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk harga TBS agar tidak anjlok.

“Seharusnya pemerintah bisa membuat harga TBS ini bisa kembali seperti semula,” kata dia.

Sementara itu, Analis Prasarana dan Sarana Pertanian Tingkat Madya Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian, menjelaskan petani swadaya merupakan kalangan yang paling rentan terdampak penurunan harga sawit.

Pasalnya, petani swadaya tidak ada kemitraan sehingga tidak bisa menjual harga sesuai yang ditetapkan pemerintah daerah bersama pabrik kelapa sawit (PKS).

“Namun kami tetap mengimbau PKS untuk membeli harga sawit swadaya dengan harga wajar,” katanya.

Dia mengemukakan harga TBS di tingkat petani swadaya saat ini bervariasi, mulai dari Rp800 per kg – Rp1.600 per kg.

Harga terendah tersebut, kata dia, bukan harga penjualan ke pabrik, melainkan melewati tiga tingkatan harga, salah satunya ke pengepul.

Sementara untuk petani plasma, kata dia, sudah menjual hasil panen ke PKS dengan harga yang sesuai ketetapan.

“Semua PKS mematuhi peraturan pemerintah dengan membeli sawit dengan harga yang telah ditetapkan,” ujar dia.

Menurut Rudi, pemerintah menurunkan tim gugus untuk monitoring harga TBS di lapangan.  Namun, untuk penindakan bagi PKS tidak bisa lantaran tim hanya memantau ketersediaan stok di tangki pabrik.

“Tidak ada tindakan secara langsung dari satgas karena persoalan bukan hanya tidak beli. Kalau tidak beli, perputaran berhenti,” katanya.

Dia memaparkan bahwa sebetulnya Sumsel masih beruntung lantaran adanya tiga pabrik minyak goreng, sehingga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) bisa disalurkan ke pabrik tersebut.  (M06/M07/M09)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper