Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wings Air di Antara Dugaan Praktik Kotor Monopoli dan Lonjakan Inflasi

Maskapai yang dimaksud adalah Wings Air, bagian dari Lion Air Group. Wings Air diduga mengeksploitasi tarif tiket pesawat dengan memanfaatkan celah monopoli.
Wings Air ATR 72-600 PK-WGS di Kualanamu Medan International Airport/Istimewa
Wings Air ATR 72-600 PK-WGS di Kualanamu Medan International Airport/Istimewa

Bisnis.com, MEDAN - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Wilayah I mencium dugaan praktik kotor dalam penentuan tarif tiket pesawat untuk sejumlah rute oleh maskapai penerbangan.

Maskapai yang dimaksud adalah Wings Air, bagian dari Lion Air Group. Wings Air diduga mengeksploitasi tarif tiket pesawat dengan memanfaatkan celah monopoli.

Kepala KPPU Kantor Wilayah I Ridho Pamungkas mengatakan, dugaan ini mencuat berdasar pantauan harga tiket sejak beberapa waktu lalu.

Penelusuran dilakukan karena harga tiket pesawat belakangan ini kembali mengalami peningkatan signifikan, baik domestik maupun internasional.

KPPU telah melakukan perbandingan harga berdasar rute dan jadwal penerbangan oleh sejumlah maskapai. Hasilnya ditemukan pola yang mencurigakan.

Harga tiket pesawat yang dipatok Wings Air untuk rute-rute dan jadwal penerbangan yang tidak banyak dilayani oleh maskapai relatif jauh lebih mahal.

Tetapi, harga tiket tersebut ternyata bisa tiba-tiba turun drastis tatkala maskapai lainnya, yakni Air Asia, beroperasi.

Dengan kata lain, maskapai di atas diduga sengaja menaikkan harga melalui praktik monopoli sehingga tiket menjadi jauh lebih mahal.

Harga tiket yang dimaksud, menurut Ridho, memang masih dalam batas atas yang ditentukan Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor 106 Tahun 2019 dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 68 Tahun 2022.

Akan tetapi, kata dia, pelaku usaha tetap dilarang memanfaatkan posisi monopoli demi mengeksploitasi harga yang harus dibayar konsumen.

"Kami mengendus adanya perilaku pelaku usaha yang menjual tiket di atas harga kompetitifnya," kata Ridho, Minggu (12/6/2022).

Ridho mengatakan, KPPU Kantor Wilayah I akan segera memanggil manajemen Wings Air untuk mendalami temuan ini. Maskapai akan dimintai penjelasan soal harga tiket pesawat yang kian mahal. Termasuk soal pola dan penentuannya.

Ridho tak menampik informasi soal faktor penurunan jumlah armada pesawat di tengah peningkatan jumlah penumpang dan kenaikan harga avtur.

Namun, pantauan beberapa waktu terakhir mengindikasikan adanya penyebab lain di balik lonjakan harga tiket. Yakni perilaku pelaku usaha yang diduga sengaja menjual tiket di atas harga kompetitif.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang M Prihantoro belum memberi tanggapan perihal dugaan praktik monopoli yang dilakukan pihaknya.

Kembali ke KPPU, Ridho membeberkan detail hasil pantauan harga tiket pesawat untuk sejumlah rute dalam beberapa hari terakhir. Pantauan ini dilakukan melalui aplikasi online.

Pada Senin (13/6/2022), Wings Air menjual tiket pesawat rute penerbangan langsung Medan - Banda Aceh seharga Rp1.262.600 untuk yang termurah. Pada saat dan untuk rute yang sama, Citilink menjual tiketnya seharga Rp1.334.638.

Esoknya, yakni Selasa (14/6/2022), harga tiket untuk rute tersebut tiba-tiba merosot tajam. Wings Air hanya menjualnya seharga Rp646.400. Sedangkan Citilink menawarkan tiket seharga Rp1.011.128.

Ternyata, pada saat itu Air Asia turut melayani penerbangan yang sama. Maskapai ini menjual tiket seharga Rp755.500.

"Hal tersebut terjadi dengan pola berulang. Ketika Air Asia melayani, harga menjadi kompetitif. Jika tidak, harga menjadi mahal," kata Ridho.

Tak hanya rute Medan - Banda Aceh, KPPU juga mencurigai harta tiket untuk rute penerbangan Medan - Padang.

Pada Senin (13/6/2022), Wings Air menjual tiket penerbangan langsung untuk rute tersebut seharga Rp1.864.700. Pada saat yang sama, Lion Air melayani penerbangan dengan satu kali transit untuk rute Medan - Padang seharga Rp1.332.700.

Begitu juga dengan rute Medan - Pekanbaru. Harga tiket pesawat yang dipatok Wings Air relatif mahal. Sebab, satu maskapai lain hanya melayani penerbangan dengan satu kali transit. Itupun disediakan oleh kakak kandung Wings Air, yakni Lion Air.

"Logika persaingannya karena mereka satu-satunya yang melayani penerbangan direct. Bisa jadi mahalnya harga Wings Air karena konsumen juga tidak memiliki pilihan lain untuk penerbangan langsung. Berbeda dengan Medan - Jakarta yang relatif lebih bervariatif pilihannya," kata Ridho.

Di Sumatra Utara sendiri, harga tiket angkutan udara menjadi pemicu utama lonjakan inflasi pada Mei 2022.

Inflasi di Sumatra Utara tembus 0,74 persen pada Mei 2022. Jumlah tersebut meningkat 4,18 persen dibanding periode yang sama tahun lalu atau year on year (yoy).

Catatan inflasi Sumatra Utara tersebut juga lebih tinggi ketimbang inflasi nasional, yaitu 0,32 persen pada Mei 2022. Kurun Januari - Mei 2022, laju inflasi Sumatra Utara tercatat 2,75 persen.

Bila dibandingkan April 2022 lalu, inflasi Sumatra Utara pada Mei 2022 justru lebih tinggi. Sebab, pada April 2022 inflasinya hanya 0,44 persen.

"Untuk inflasi Sumatra Utara ini tercatat 0,74 persen, lebih tinggi inflasi kita dari inflasi nasional," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara Nurul Hasanudin, Senin (6/6/2022).

Berdasar data BPS, seluruh kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumatra Utara kompak mengalami inflasi pada Mei 2022.

Antara lain Kota Sibolga sebesar 0,85 persen, Kota Pematangsiantar sebesar 0,62 persen, Kota Medan sebesar 0,76 persen, Kota Padangsidimpuan sebesar 0,77 persen dan Kota Gunung Sitoli sebesar 0,05 persen.

Menurut Nurul, inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.

Kelompok pengeluaran yang dimaksud adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,42 persen, kemudian kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,21 persen, lalu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,06 persen.

Selanjutnya kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,52 persen, kemudian kelompok kesehatan sebesar 0,41 persen, lalu kelompok transportasi sebesar 1,16 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,38 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,00 persen serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,21 persen.

Sementara itu, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan serta kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan harga.

Berdasar catatan BPS, komoditas utama penyumbang inflasi selama Mei 2022 di Sumatra Utara adalah angkutan udara, daging ayam ras, ikan dencis, bawang merah, telur ayam ras, ikan tongkol/ambu-ambu, dan jeruk.

Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain cabai merah, bawang putih, minyak goreng, bayam, kangkung, tomat, dan nanas.

Secara ringkas, terdapat sembilan dari sebelas kelompok pengeluaran yang menyumbang andil inflasi di Sumatra Utara pada Mei 2022.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper