Bisnis.com, PEKANBARU - Organda Provinsi Riau mengusulkan kepada pemda dan pihak terkait, agar angkutan penumpang seperti bus AKAP bisa membeli bahan bakar solar tanpa dibatasi seperti yang terjadi saat ini.
Ketua Organda Riau M. Nasir menjelaskan angkutan umum bus sebaiknya tidak dibatasi membeli solar, karena perjalanan yang ditempuh rata-rata jaraknya jauh dan apabila bbm habis akan menjadi kendala bagi sopir.
"Kami mengusulkan untuk angkutan umum bus khususnya AKAP itu jangan dibatasi membeli solar. Sekarang dibatasi 100 liter, sudah belinya susah dan langka malah dibatasi. Kalau jaraknya jauh seperti Pekanbaru-Medan itu dia harus tiga kali mengisi solar karena jarak tempuhnya lebih 300 km," ujarnya Kamis (31/3/2022).
Karena itu, dia meminta kepada pemda agar dapat membuat aturan khusus bagi pembelian solar oleh angkutan umum seperti bus AKAP.
Dampak negatif kelangkaan bahan bakar solar dirasakan langsung para pengguna angkutan, termasuk bus antar propinsi. Salah satu bus harus batal berangkat dan penumpangnya terlantar dari tengah malam sampai pagi.
Ketua Organda Pekanbaru Sofian Daulay mengatakan dampak kelangkaan solar ini sangat berat bagi angkutan umum seperti bus antar kota antar provinsi.
"Kami bicara hati nurani, di terminal Pekanbaru masalah kelangkaan solar ini terjadi setiap hari, ada kemarin kejadian bus AKAP tujuan Medan jam 12 malam kehabisan solar, stok tidak ada dan terlantarlah penumpang puluhan orang sampai jam 7 pagi, menangis pak penumpang di terminal itu," ujarnya.
Menurutnya para pejabat dan pemimpin daerah enak tidur malam hari di saat pihaknya sibuk membantu mencarikan stok solar yang sangat sulit didapatkan.
Dia mengakui sulit untuk berbicara dan menyampaikan kondisi itu kepada masyarakat, dan beruntung ada forum sosialisasi penggunaan solar bersubsidi yang dilakukan oleh Hiswana Migas Riau.
Tidak hanya satu kasus, ada juga penumpang asal Medan yang harus rela batal mendapatkan lowongan kerja karena terlambat mengikuti sesi wawancara yang sudah dijadwalkan perusahaan. Penyebabnya tidak lain karena bus terlambat tiba di Pekanbaru akibat sulit mendapatkan solar di perjalanan.
"Para penumpang asal Sumut ini tidak tahu kalau solar di Riau langka, saya bertanya ke kawan di Sumut gimana disana ternyata lancar," ujarnya.
Lalu satu masalah lain yang kini kerap dialami anggota Organda yaitu angkutan logistik yang harus menghadapi komplain pengguna jasa pengiriman barang.
Karena sulitnya mendapatkan solar, kerap terjadi barang yang dikirimkan pelanggan menjadi terlambat tiba di tempat tujuan, dan akhirnya sopir truk malah dikomplain dan dimarahi oleh penerima barang.