Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah Kanada mengucurkan pendanaan senilai C$16,8 juta atau setara Rp190 miliar bagi proyek Lahan untuk Kehidupan di Sumatra Selatan dan 2 provinsi lain di Tanah Air.
Proyek Lahan untuk Kehidupan (Land4Lives) merupakan proyek mitigasi dampak perubahan iklim, kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Kanada serta melibatkan mitra, salah satunya World Agroforestry (ICRAF).
Gayle Barnett, Head of Cooperation Global Affairs Canada (GAC), mengatakan Sumsel memiliki sekitar 2 juta hektare lahan gambut yang rentan terkena deforestasi dan kebakaran, padahal mata pencaharian masyarakat pun banyak yang bergantung pada kawasan tersebut.
“Oleh karena itu kami mendukung Sumsel untuk merancang ketahanan pangan, terutama bagi komunitas rentan dan perempuan,” katanya saat acara kick off kegiatan lokakarya Lahan Untuk Kehidupan secara daring, Rabu (2/2/2022).
Barnet mengemukakan dukungan dana tersebut diharapkan dapat meningkatkan kehidupan bagi 100.000 kepala keluarga (KK) petani di Sumsel, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Timur.
Dia menerangkan proyek Land4Lives mendorong masyarakat untuk mengadopsi praktik pertanian tanggap iklim (climate smart agriculture practice).
Praktik itu diyakini dapat meningkatkan ketahanan warga dalam melawan perubahan iklim, terutama bagi petani rentan di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di Lalan Mendis, Kabupaten Musi Banyuasin dan Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) Saleh-Sugihan, Kabupaten Banyuasin.
“Kami berharap Sumsel dapat berkontribusi untuk mengurangi emisi karbon karena proyek Land4Lives ini juga sejalan dengan tujuan dari mitigasi perubahan iklim,” katanya.
Sementara itu, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Sumsel Rosidin mengatakan keterlibatan masyarakat dalam proyek lingkungan adalah langkah tepat.
“Sehingga mereka bisa tetap produktif. Dengan masuknya proyek ICRAF dan GAC ini diharapkan karhutla tidak terjadi lagi,” katanya.
Direktur ICRAF Indonesia Sonya Dewi menambahkan bahwa degradasi lingkungan yang terus berlanjut di Indonesia telah berdampak terhadap 50juta--60 juta orang.
“Merekalah yang bergantung pada ekosistem alami untuk mata pencaharian dan ketahanan pangan,” katanya.
Selain itu, perubahan iklim yang diproyeksikan akan memengaruhi produktivitas pertanian, memberikan dampak serius pada petani kecil yang bergantung pada tanaman subsisten dan komersial.