Bisnis.com, PEKANBARU-- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau mencatat dari hasil pemantauan bank sentral, perkembangan harga dari Survey Pemantauan Harga (SPH) Bank Indonesia sampai dengan pekan ke-2 Januari 2022, harga berbagai komoditas di Riau secara umum masih terkendali.
Deputi Kepala Perwakilan BI Riau Maria Cahyaningtyas mengatakan untuk harga komoditas beras masih stabil, namun terdapat peningkatan harga pada beberapa komoditas diantaranya telur ayam dan daging ayam ras.
"Peningkatan tersebut terindikasi karena adanya keterbatasan pasokan dari pascalibur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022," ujarnya Kamis (13/1/2022).
Dari pantauan Bisnis, harga jual telur ayam di sejumlah pasar tradisional saat ini dijual pada rentang Rp27.000 - Rp30.000, atau naik dari sebelumnya Rp20.000 - Rp23.000 per 15 butir. Sedangkan harga daging ayam ras kini dijual di harga Rp33.000 - Rp35.000 per kilogram atau naik dari sebelumnya di rentang Rp25.000 - Rp28.000 per kilogram.
Dia memaparkan harga pakan jagung yang meningkat juga turut mendorong kenaikan harga telur daging ayam. Kondisi tersebut menurutnya tidak hanya di Riau, harga telur dan daging ayam di daerah lain seperti Sumut dan Sumbar juga mengalami kenaikan.
Dari pemantauan TPID, diketahui saat ini distribusi daging ayam dari pemasok terpantau masih lancar, namun terdapat hambatan pada pasokan telur ayam sejak akhir Desember 2021 terkait penyaluran Bansos Non Tunai kepada masyarakat, yang salah satu komponennya adalah telur ayam.
Harga daging ayam yang meningkat, dinilai pihaknya masih berada pada kisaran harga acuannya yaitu Rp35.000 per kilogram. Sementara itu harga telur ayam terindikasi mulai menurun pada pekan ke-2 Januari 2022, seiring mulai membaiknya pasokan.
"Ke depan, Bank Indonesia bersama TPID di wilayah Riau akan terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan harga berbagai komoditas tersebut dan mengambil langkah-langkah strategis untuk menstabilkan harga," ujarnya.
Di samping itu, TPID menurut Tyas akan terus melakukan upaya peningkatan pasokan komoditas strategis melalui Kerja sama Antar Daerah (KAD) dengan daerah produsen.