Bisnis.com, PEKANBARU-- Kampung Lele. Begitulah nama Desa Sialang Kubang, Kecamatan Perhentian Raja, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau itu dikenal. Budi daya ikan berkumis itu menjadi sumber ekonomi utama masyarakat desa di sana.
Aroma amis seketika menguap disela-sela gemercik air kolam puluhan kolam budi daya itu. Dengan riang, ribuan anakan lele bermain saling berkejaran. Menjadi hiburan para peternak lele saban hari sembari menunggu ikan-ikan air tawar itu membesar.
PT Perkebunan Nusantara V dalam siaran persnya Jumat (7/1/2022) menyatakan terus berkomitmen mendorong upaya percepatan pemulihan ekonomi melalui penguatan usaha mikro kecil menengah melihat potensi tersebut. Melalui penyaluran modal pengembangan usaha sebesar Rp1,25 miliar, perusahaan plat merah pun hadir di Kampung Lele sejak 2019.
Bantuan modal pengembangan usaha yang diperuntukkan bagi para peternak tergabung dalam Kelompok Lele Mutiara tersebut disalurkan melalui dua tahap. Pertama sebesar Rp500 juta pada 2019 lalu dan selanjutnya dilakukan berkesinambungan melalui tahap berikutnya senilai Rp750 juta, yang diserahkan akhir 2021 lalu.
Suwardi, Ketua Kelompok Lele Mutiara di Pekanbaru mengatakan modal usaha yang diterima dari anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) tersebut sangat membantu para peternak Kampung Lele Desa Sialang Kubang dalam pengembangan dan ekspansi pasar ikan air tawar tersebut.
"Alhamdulillah. Saya benar-benar bersyukur PTPN V masih terus memberikan kepercayaan kepada kami dalam menjalankan usaha di Kampung Lele ini. Bantuan ini sangat berarti bagi para peternak untuk memaksimalkan potensi pasar yang masih cukup besar," kata pria 53 tahun tersebut.
Dia menjelaskan bahwa geliat ekonomi Kampung Lele berlangsung sejak tiga tahun silam. Diawali saat PTPN V melakukan survey hingga akhirnya membantu para peternak melalui penyaluran modal dengan biaya administrasi yang jauh di bawah ketentuan perbankan.
"Saat itu kami menerima Rp500 juta. Alhamdulillah dalam tiga tahun pinjaman lunas. Sekarang kami kembali mengajukan pinjaman serupa dengan angka yang sedikit lebih besar Rp750 juta," ujarnya.
Suwardi meyakini bahwa pinjaman dengan jangka waktu 36 bulan tersebut juga akan selesai tepat waktu. Keyakinan itu muncul karena menurut bapak tiga anak tersebut PTPN V tidak sekedar memberikan pinjaman, melainkan turut memberikan pendampingan. Baik itu pelatihan, hingga pemasaran.
"Saya kira kelompok kami sangat beruntung karena menjadi bagian dari mitra UMKM PTPN V. Insya Allah saat ini kami sudah memiliki 80 kolam budidaya. Usaha kami memang fokus pada budidaya benih lele yang Alhamdulillah hasilnya sangat lumayan," ujarnya.
Ia menceritakan dalam sekali panen, tak kurang 100.000 benih lele mampu dipasarkan. Dalam setahun, ia mengatakan kelompoknya bisa melakukan hingga 7 kali panen, dengan sekali panen mampu meraup pendapatan kotor hingga Rp120 juta.
CEO PTPN V Jatmiko Santosa berharap program yang dijalankan perusahaan pelat merah melalui program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) tersebut mampu mendukung UMKM, terutama kelompok Lele Mutiara dapat terus tumbuh.
"Langkah ini adalah wujud hadirnya PTPN V untuk terus hadir di tengah-tengah masyarakat. Alhamdulillah, sebagian besar mitra UMKM PTPN V yang memperoleh bantuan dana bergilir dan bergulir berhasil mengembalikan dana bantuan ini tepat waktu. Artinya, UMKM Mitra Binaan kita Insya Allah kuat walau diterpa pandemi," kata Jatmiko.
"Kami berharap dengan bantuan berkelompok, impactnya lebih besar. Pemberdayaan menjadi lebih efektif, dan kita dapat ambil bagian dalam program pemulihan ekonomi yang dicanangkan Pemerintah," lanjut Jatmiko yang juga Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Riau tersebut.
Corporate Secretary PTPN V Bambang Budi Santoso menambahkan bahwa petani Lele Mutiara memiliki komitmen dan konsistensi yang baik dalam melangsungkan kewajiban pembayaran cicilan pembiayaan. Atas dasar itu, PTPN V pun memberikan kepercayaan dan menyalurkan pinjaman selanjutnya dengan nominal lebih besar.
"Bagi kami, itulah pentingnya konsistensi serta komitmen para mitra dalam melaksanakan pengembalian. Karena dana yang dikembalikan mitra akan kembali digulirkan untuk pengembangan mitra UMK lainnya," paparnya.