Bisnis.com, PALEMBANG – Sebanyak 12.708 ha lahan di Lanskap Sembilang, Kabupaten Musi Banyuasin, yang mayoritas hutan gambut ditargetkan pulih pada 2022.
Pemulihan atau restorasi kawasan tersebut dilakukan secara kolaborasi oleh multi pihak, yakni Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (IDH), APP Sinar Mas, Gerakan Cinta Desa dan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatra Selatan.
Program Director Yayasan IDH Nassat Idrus mengatakan Sembilang Muba merupakan lanskap yang sangat penting untuk menjamin keberlanjutan di wilayah tersebut.
“Kami melakukan pendekatan termasuk restorasi, proteksi dan produksi untuk memulihkan bentang alam secara berkelanjutan,” katanya saat webinar Kolaborasi untuk Restorasi, Senin (27/12/2021).
Menurut dia, agar visi untuk merestorasi lanskap tercapai maka perlu keterlibatan sejumlah pihak, termasuk pula masyarakat dan pemerintah setempat.
“Agar visi lanskap berjalan, perlu ditunjang dengan beberapa komponen utama. Di antaranya government, market, network, bagaimana visi menyatu, bisnis dan investasi, agar mencapai tujuan yang diinginkan,” katanya.
Sementara itu, Head of Landscape Conservation, Health, Safety & Environment Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas Jasmine NP Doloksaribu mengatakan pihaknya mendukung restorasi di Lanskap Sembilang melalui berbagai strategi.
“Kegiatan itu juga mencakup di area konsesi 5 unit management hutan (UMH) yang berada di Muba,” katanya.
Seperti, pembangunan nursery untuk masyarakat, dukungan teknis dalam penelitian teknis dan strategi restorasi di lahan mineral dan gambut oleh P3SEKPI, pemantauan tutupan hutan menggunakan satelit dan kegiatan restorasi, seperti suksesi alami, e-radikasi, penanaman/pengayaan.
Menurut dia, restorasi di dalam konsesi itu sudah dilakukan sejak 3 tahun terakhir, di mana telah terealisasi seluas 3.254 ha atau 27% dari target.
Dia menambahkan keberadaan masyarakat di wilayah zona penyangga Lanskap Sembilang, lanjut Jasmine, berperan penting dalam pengamanan dan melestarikan kawasan itu.
“Sehingga diperlukan upaya-upaya untuk terus bekerja sama, mengedukasi dan melibatkan masyarakat,” katanya.
Dia mengatakan, ada berbagai kegiatan restorasi dan perlindungan hutan bersama Masyarakat Peduli Restorasi (MPR).
Inisiatif restorasi bersama masyarakat tersebut, kata Jasmine diharapkan terus mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah. Keterlibatan pemerintah melalui KHLK-PUKL dalam PPI Compact, dapat menjadi dokumen dalam menyusun RPJMD Pemkab Muba.
Sasar Tiga Desa
Ketua Gerakan Cinta Desa (G-Cinde) Eko Waskito menambahkan ada tiga desa yang menjadi sasaran program berkegiatan bersama di tiga desa, yakni di Desa Muara Merang, Desa Telang dan Desa Pagar Desa di Muba Sumsel, yang mendukung lanskap berkelanjutan di Muba.
“Masyarakat kita dorong menjadi pelaku utama dalam proses berkolaborasi menjaga keberlanjutan ekologi di lahan gambut dan mineral,” katanya.
Sementara itu, Peneliti Muda P3SEKPI Mimi Salminah menilai masyarakat menjadi faktor penting keberhasilan restorasi di suatu lanskap.
“Karena banyak sekali kegiatan restorasi yang ditolak masyarakat karena tidak sejalan dengan kepentingan masyarakat, sehingga restorasi yang dilakukan dalam lanskap harus melibatkan masyarakat,” paparnya.
Menurut dia, salah satu tantangan dalam merestorasi lanskap adalah memadukan kepentingan banyak pihak.