Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah Kota Palembang menyebut bahwa banjir yang melanda kota itu lantaran pompa-pompa yang tersedia tidak bekerja maksimal.
Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan salah satunya terjadi di titik banjir yang berada di sekitar aliran Sungai Bendung.
Dia mengatakan seharusnya ada enam pompa yang beroperasi dan mampu menyedot banjir hingga seluas 2.400 hektare, namun hanya dua yang yang bekerja secara normal.
“Wajar kalau airnya lambat surut, cuma dua pompa yang jalan,” katanya saat meninjau lokasi pompanisasi di Sungai Bendung, Sabtu (25/12/2021) malam.
Harnojoyo meminta agar pompanisasi Sungai Bendung dapat dimaksimalkan, karena masih banyak genangan air di beberapa titik, seperti Jl. Rustam Efendi, Simpang Polda, dan Sekip.
"Dinas PUPR dan pengelola aktif membangun komunikasi. Jadi kita bisa sama-sama mengatasi banjir ini,”ujarnya.
Kepada petugas, Harnojoyo mengaku tidak akan pergi dari rumah pompa ini, sampai beberapa titik genangan tidak ada lagi.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Kota Palembang, Ahmad Bastari menyampaikan, memang ada permasalahan pada sistem pompanisasi yang terletak di muara Sungai Bendung.
Di mana, dari enam pompanisasi hanya dua yang bisa bekerja dengan maksimal, karena antara saluran primer dan pompa terjadi perubahan.
“Jika dilihat oleh wali kota tadi malam, memang perlu rekonstruksi baik di saluran primer maupun pompanya, sehingga penyedotan genangan air kurang maksimal,” katanya, Minggu (26/12/2021).
Bastari menuturkan, wali kota pun meminta ke Balai Besar Wilayah Sungai maupun kementerian untuk perubahan terhadap konstruksi saluran primer rumah pompa yang disesuaikan dengan curah hujan ekstrim yang datang di antara 20 tahun -30 tahun sekali.
"Kalo curah hujannya normal kita masih aman, tapi curah hujan seperti sekarang ini, artinya harus ada perubahan dari saluran primer dari sistem pompanisasi Sungai Bendung,” jelasnya