Bisnis.com, MEDAN - Pada tahun 2021, harga minyak goreng mengalami kenaikan signifikan. Hal ini dipicu meningkatnya harga minyak mentah atau Crude Palm Oil (CPO).
Jika biasanya harga minyak goreng senilai Rp8.000-Rp11.000 per kilogram, maka belakangan bisa menyentuh Rp22.000 per kilogram.
Bahkan, menurut pengamat ekonomi asal Universitas Islam Negeri Sumatra Utara Gunawan Benjamin, harga tersebut memecahkan rekor.
"Harga minyak goreng tahun ini mencetak sejarah," kata Gunawan, Senin (6/12/2021).
Gunawan menjelaskan, harga CPO yang menyentuh RM5.000 per ton. Padahal sebelumnya, harga CPO kerap tertahan di kisaran angka RM2.300 per ton.
Kenaikan harga CPO memicu kenaikan harga minyak goreng hingga 100 persen.
Selain konsumen, menurut Gunawan, kenaikan harga minyak goreng juga membebani industri kecil. khususnya sektor usaha kuliner.
Sebenarnya, pemicu kenaikan harga CPO itu sendiri disebabkan oleh tren peningkatan konsumsi seiring pemulihan ekonomi global. Oleh karena itulah bukan cuma harga CPO yang meningkat. Namun juga komoditas pangan lainnya.
"Tantangan ke depan untuk pengendalian harga minyak goreng masih berupa jalan terjal. Minyak goreng jelas telah memicu terjadinya inflasi di Indonesia. Tetapi untuk meredam harga minyak goreng bukan perkara mudah," kata Gunawan.
Di sisi lain, Gunawan mengatakan bahwa harga bawang relatif stabil pada 2021, meski pada November lalu terjadi penurunan harga.
Untuk bawang merah, harga yang dipatok rata-rata Rp26.000-Rp32.000 per kilogram. Namun, belakangan harganya turun menjadi Rp22.000 per kilogram. Sedangkan bawang putih juga relatif stabil di kisaran harga Rp26.000-Rp28.000 per kilogram.
"Selama 2021 harga bawang merah terpantau stabil. Dan di tahun 2022 mendatang besar kemungkinan harga bawang merah juga masih akan stabil selama pasokan tidak terganggu oleh cuaca," kata Gunawan.
Kabupaten Karo dan Kabupaten Samosir menjadi daerah pemasok utama untuk bawang merah di Sumatra Utara. Namun, bawang asal Pulau Jawa sampai saat ini masih mendominasi pasokan.
"Bawang merah dari Jawa, khususnya dari Brebes, memang tidak bisa dinafikan. Sumatra Utara masih bergantung untuk pasokan bawang merah dari luar wilayah lain," kata Gunawan.