Bisnis.com, PEKANBARU -- PT Bank Riau Kepri menyatakan sepanjang semester I/2021 lalu, perseroan berhasil membukukan laba sebelum pajak senilai Rp262 miliar, melebihi target yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Direktur Utama Bank Riau Kepri Andi Buchari menjelaskan realisasi laba mencapai 102 persen target yang sudah ditetapkan yakni Rp257 miliar.
"Perolehan laba melebihi target ini sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit dan pembiayaan senilai Rp18,82 triliun, atau mengalami pertumbuhan sebesar 5,33 persen year on year," ujarnya dalam paparan kepada media, Sabtu (1/8/2021).
Andi menjelaskan perseroan juga berhasil menekan angka kredit bermasalah atau non performing loan yang sebelumnya sebesar 3,28 persen menjadi sebesar 2,93 persen di semester I/2021.
Untuk mendorong peningkatan laba, perusahaan terus menjaga efisiensi operasional, sehingga rasio BOPO tercatat sebesar 77,02 persen.
Kemudian penghimpunan DPK Bank Riau Kepri juga tercatat tumbuh 18,55 persen menjadi Rp25,74 triliun. Dengan kinerja positif tersebut, saat ini nilai aset Bank daerah dua provinsi itu sudah menyentuh angka Rp30,07 triliun.
Direktur Kredit dan Syariah Bank Riau Kepro, Tengkoe Irawan mengatakan kinerja unit usaha syariah BRK juga turut mengalami pertumbuhan di semester pertama tahun ini.
"Unit usaha syariah BRK berhasil membukukan laba Rp95 miliar, perolehan ini naik sebesar 3,39 persen dibandingkan posisi sama di 2020 lalu yang mencapai Rp92 miliar," ujarnya.
Sementara itu sejumlah indikator lainnya turut mencerminkan kinerja positif UUS Bank Riau Kepri.
Diantaranya pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp3,63 triliun atau naik 32,61 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang senilai Rp2,73 triliun.
Dana Pihak Ketiga turut mengalami kenaikan sebesar 14,86 persen menjadi Rp4,02 triliun. Serta kualitas pembiayaan atau non performing financing juga bisa dijaga yakni dari 2,43 persen per Desember 2020, menjadi 1,73 persen pada Juni 2021.
"Dengan kinerja positif tersebut, aset Unit Usaha Syariah Bank Riau Kepri mengalami pertumbuhan 23,60 persen menjadi Rp6,27 triliun dibandingkan sebelumnya Rp5,07 triliun."