Bisnis.com, SOLOK - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat mendorong masyarakat untuk bisa memanfaatkan program perhutanan sosial. Program ini memberikan kemudahan akses kelola lahan perhutanan bagi masyarakat sebagai upaya pemerataan ekonomi di daerah.
Kepala Dinas Kehutanan Sumbar Yozarwardi mengatakan program tersebut terdapat lima skema di dalamnya, yaitu Hutan Adat, Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan (HKm), Kemitraan Kehutanan, dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR).
"Sejauh ini program Perhutanan Sosial ternyata mampu memberikan peluang ekonomi baru, seperti agroforestri dan ekowisata di sekitar kawasan hutan. Program ini ternyata cukup jitu untuk pemerataan ekonomi," ujarnya, Rabu (26/5/2021).
Yozarwardi berharap dengan berjalannya program itu dapat membantu pemerataan ekonomi bagi petani dan masyarakat di sekitar kawasan hutan di Indonesia, serta dapat mengatasi konflik pengelolaan lahan, kesenjangan akses kelola lahan, dan membuka akses lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Dalam pemberian hak akses kelola kepada masyarakat melalui perhutanan sosial, memungkinkan masyarakat untuk mengelola kawasan hutan negara secara legal, tanpa merusak hutan dengan mengembangkan ekowisata dan agroforestry.
"Seperti yang ada di Ekowisata Bukit Tabuah Nagari Air Dingin merupakan peluang bagi masyarakatnya. Karena di Solok memiliki pemandangan alam yang indah," katanya.
Baca Juga
Ditambah adanya hamparan perkebunan kopi, yang merupakan kualitas terbaik dan bahkan sudah ekspor ke Amerika. Dengan demikian masyarakat pun bisa menjadikan Bukit Tabuah itu sebagai tempat wisata, yang kemudian bisa menjadi pemasukan tambahan selain dari bertani kopi.
"Inilah yang kita harapkan dengan mengolah lahan Perhutanan Sosial itu," tegas Yozarwardi.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy juga mengatakan bahwa Perhutanan Sosial bisa menjawab persoalan yang ada di kawasan hutan.
Artinya program tersebut dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengelola kawasan hutan, sekaligus melestarikannya mendirikan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS).
Dia pun tidak mengira, ternyata program tersebut mampu memberikan peluang ekonomi baru seperti agroforestri dan ekowisata di sekitar kawasan hutan yang sangat cocok untuk tanaman kopi, apalagi lokasi ini berhawa sejuk, berada di sekitar perbukitan.
"Contohnya obyek wisata Bukit Tabuah Nagari Air Dingin memang sangat cocok pengelolaan program Perhutanan Sosial. Ekowisata yang dikelilingi kebun kopi, masyarakat pun bisa sambil menikmati minum kopi bisa memandangi indah dua danau," sebut Audy saat mengunjungi obyek wisata Bukit Tabuah Nagari Air Dingin.
Audy juga menegaskan bahwa program ini membantu masyarakat memiliki cara legal untuk meningkatkan ekonomi, melestarikan budaya, dan menjaga hutan. Untuk itu, perlu adanya peta jalan untuk memungkinkan kolaborasi pemberdayaan masyarakat. (k56).