Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penutupan Objek Wisata Selama Lebaran di Sumbar, Ini Kata Pedagang

Pedagang yang mengira dengan memanfaatkan kondisi ramainya orang di pintu penyekatan menuju objek wisata, akan dapat memperoleh penjualan yang baik, nyatanya tidak semanis dari perkiraan.
Polres Pesisir Selatan, Sumatra Barat, menutup akses pintu masuk ke objek wisata Carocok Painan, Kabupaten Pesisir Selatan. Sejumlah kendaraan pun terlihat harus putar balik, Sabtu (15/5/2021)./Bisnis-Noli Hendra.
Polres Pesisir Selatan, Sumatra Barat, menutup akses pintu masuk ke objek wisata Carocok Painan, Kabupaten Pesisir Selatan. Sejumlah kendaraan pun terlihat harus putar balik, Sabtu (15/5/2021)./Bisnis-Noli Hendra.

Bisnis.com, PADANG - Kebijakan pemerintah menutup seluruh objek wisata khususnya di Provinsi Sumatra Barat berdampak kepada ekonomi para pedagang.

Momen liburan Lebaran yang biasanya menjadi ladang memperoleh pundi-pundi penghasilan, kini harus dihadapi dengan kerut kening dan wajah yang terlihat putus asa.

Kendati ada optimistis bahwa Lebaran tahun ini lebih baik dari tahun lalu, nyatakan kebijakan pemerintah membuat para pedagang, harus menerima situasi yang tentunya tidak menguntungkan bagi usahanya.

Seperti yang dikatakan oleh Iril (38) pedagang di kawasan objek wisata Pantai Carocok Painan, Kabupaten Pesisir Selatan. Dia menyadari betul bahwa telah ada kebijakan dari pemerintah bahwa terhitung sejak 12-16 Mei 2021, seluruh objek wisata, termasuk di Pesisir Selatan, ditutup sementara waktu.

"Ya, saya sudah baca kebijakan pemerintah itu, melalui pemberitaan di media massa. Tapi, saya bersama pedagang lainnya, tidak bisa berhenti begitu saja. Akhirnya, saya memutuskan untuk tetap berdagang, kendati tempat wisata itu tutup," katanya, Minggu (16/5/2021).

Iril menceritakan dirinya telah mencoba berupaya untuk nekat tetap masuk ke lokasi wisata, meski pihak kepolisian telah memblokade seluruh akses pintu masuk. Tapi memang, jangankan pedagang, pengunjung pun dilarang masuk ke lokasi wisata.

Melihat hal itu, Iril bersama pedagang lainnya memilih untuk berdagang di kawasan pinggiran objek wisata atau di tempat titik awal penyekatan lokasi wisata tersebut.

"Kami akan berdagang bila ramai orang. Nah kini dengan kondisi jalan ditutup, banyak orang yang menumpuk di kawasan pintu masuk yang ditutup itu. Kami pun berjualan di sini saja. Tapi, penjualan kami tidak begitu menggembirakan," ungkapnya.

Pedagang yang mengira dengan memanfaatkan kondisi ramainya orang di pintu penyekatan menuju objek wisata, akan dapat memperoleh penjualan yang baik, nyatanya tidak semanis dari perkiraan.

"Hari kemarin Sabtu (15/5) saja, mungkin yang terjual sekitar 30 persen saja. Sisanya saya bawa kembali ke rumah. Rasa semangat saya dari awal, jadi mulai runtuh, putus asa saya," ujar Iril yang merupakan pedagang bakso bakar keliling itu.

Tidak hanya di lokasi wisata Pantai Carocok Painan saja, di pedagang yang ada di Pantai Padang, juga merasakan keluh kesah yang demikian. Santi (41) pedagang kuliner di kawasan pantai itu, malah menyalahkan kebijakan pemerintah yang tak konsisten.

Melihat kondisi pandemi Covid-19 tahun 2020 kemarin, ketika itu pemerintah juga mengambil kebijakan untuk menutup seluruh objek wisata. Dan kini, kondisi itu kembali terjadi di tahun 2021 ini.

"Padahal dulu pemerintah bilang, lebaran tahun ini orang boleh mudik, boleh berwisata. Ternyata ucapan itu berubah, akibatnya kami yang hidup dari hasil penjualan berdagang, mau tidak mau harus menerima keadaan seperti ini," sebutnya.

Adanya kebijakan penutupan objek wisata ini, tertuang dalam Surat Edaran (SE) terbaru bernomor 09/Ed/GSB-2021. Dalam SE itu Gubernur Sumbar Mahyeldi menyatakan bahwa menyikapi kondisi pandemi Covid-19 di Sumbar yang terus terjadi peningkatan, maka perlu diambil kebijakan, agar kasus Covid-19 tidak semakin melambung tinggi.

Sehingga, Mahyeldi pun mengambil langkah dan meminta kepada Bupati dan Wali Kota agar menutup seluruh objek wisata sejak 12-16 Mei 2021 atau selama lebaran 2021 ini.

Gubernur melihat jika objek wisata tidak ditutup, maka kemungkinan besar bakal terjadi kerumunan banyak orang yang dapat berisiko terjadi penularan Covid-19.

Melalui SE tersebut, Mahyeldi berharap lebaran di Sumbar tetap aman tanpa ada peningkatan kasus Covid-19. (k56).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Noli Hendra
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper