Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Sinyal Pemulihan Investasi di Sumut

Investasi rutin seperti perawatan mesin tercatat belum meningkat untuk industri karet dan plastik.
Kawasan food estate di Kab. Humbang Hasundutan./ Istimewa-Diskominfo Sumut
Kawasan food estate di Kab. Humbang Hasundutan./ Istimewa-Diskominfo Sumut

Bisnis.com, MEDAN - Bank Indonesia mendapati indikasi aktivitas investasi di Sumatra Utara (Sumut) mulai pulih di tahun 2021. Peningkatan terjadi untuk industri karet, kimia dan farmasi, industri makanan dan minuman, serta perdagangan besar dan eceran (PBE).

“Kita tracking dari perusahaan yang menunjukkan perbaikan, industri kimia, makanan, dan PBE. Secara keseluruhan, trennya masih cukup membaik triwulan I/2021,” kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Utara Ibrahim, Senin (19/4/2021).

Hasil liaison Bank Indonesia Provinsi Sumatra Utara menunjukkan investasi rutin seperti perawatan mesin tercatat belum meningkat untuk industri karet dan plastik. Meski demikian, margin usaha diprediksi meningkat dibandingkan tahun 2020. Pembelian alat penunjang transportasi dan ekspedisi pun diperkirakan meningkat.

Selain itu, investasi di sektor industri kima, farmasi, dan obat diperkirakan meningkat dengan nilai investasi nonrutin Rp2,3 triliun dan digunakan untuk pembangunan power plant, refinery, dan oleochemical plant. Harga jual produk olahan industri ini pun akan meningkat sebesar 15 hingga 20 persen.

Untuk sektor industri makanan dan minuman, peningkatan terjadi pada investasi pembangunan gudang, harga jual meningkat seiring dengan peningkatan harga CPO, dan marjin usaha relatif stabil.

Sementara, di sektor industri PBE, penjualan sepeda motor di Sumut diperkirakan meningkat 2 hingga 3 persen pada kuartal 1 2021. Sebelumnya, sepanjang tahun 2020 penjualan sepeda motor Sumut menurun 25 hingga 30 persen.

“Sementara sektor konstruksi belum pulih menyusul proyek PSN tahun 2021 yang lebih sedikit dibandingkan tahun lalu serta pola seasonal serapan anggaran yang masih sangat terbatas pada kuarter pertama,” tambah Ibrahim.

Menurut Ibrahim, meski investasi di sektor industri ini diperkirakan meningkat, penjualan domestik menurun 22 persen karena jumlah proyek strategis yang lebih rendah di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper