Bisnis.com, PEKANBARU - Badan Udaha Milik Daerah PT Kelapa Inhil Gemilang milik Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir terus melakukan sejumlah strategi untuk menjaga kestabilan harga kelapa.
Kelapa adalah komoditas andalan di wilayah Indragiri Hilir (Inhil).
Direktur Utama PT Kelapa Inhil Gemilang (KIG) Ibnu Utama menjelaskan strategi ini dijalankan dengan dukungan dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Inhil.
Langkah tersebut juga bertujuan merespons penerapan Sistem Resi Gudang (SRG) bagi komoditas kelapa Inhil.
"Beberapa strategi yang sudah jalan seperti trading dan pengolahan kopra putih, saat ini kapasitas produksi kopra putih kami mencapai satu ton per hari," ujarnya, dalam siaran pers Rabu (24/03/2021).
Menurut Ibnu saat ini KIG melakukan beberapa aktivitas bisnis, sambil menjalankan rencana perseroan sesuai amanat dari pemda.
Salah satunya dengan produksi kopra putih, tujuannya yaitu sebagai buffer system atau penopang dan stabilisasi harga kelapa menjelang SRG mulai dijalankan secara terbuka melalui aplikasi online.
Selain trading dan produksi kopra putih, KIG tengah menyiapkan Badan Usaha Pelabuhan (BUP) untuk mengoperasikan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan.
Pada 12 Maret 2021 lalu KIG bersama Pemda Inhil telah melakukan pertemuan dengan Kementerian Perhubungan untuk menggesa aktivasi penuh Pelabuhan Parit 21, dan masuk dalam Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN).
Dia menilai jika Pelabuhan Parit 21 telah aktif dengan ditopang infrastruktur memadai, jalur distribusi perdagangan kelapa yang menjadi komoditas utama Kabupaten Inhil bisa dipangkas atau diperpendek dan akan berdampak pada harga kelapa yang semakin kompetitif.
Selama ini, jalur ekspor komoditas kelapa dan produk turunannya masih dilakukan melalui pelabuhan yang ada di Jambi, Palembang, Tanjung Priok dan Jakarta. Kondisi itu berdampak pada biaya transportasi yang menjadi tinggi.
"Jika pelabuhan Pelabuhan Parit 21 bisa difungsikan secara penuh, maka jalur distribusi akan terpangkas, tidak hanya berdampak pada harga komoditas kelapa, sektor lain akan mendapatkan dampak positif," ujarnya.
Untuk di sektor hulu, KIG saat ini fokus pada pembinaan dan kolaborasi dengan BUMDes yang ada di desa-desa. Mulai dari pendampingan trading maupun pengembangan produk turunan kelapa.
KIG juga sudah menyiapkan marketplace berbasis online, yang segera diluncurkan untuk mendukung pemasaran produk BUMDes dan UMKM yang ada di Inhil.
"Jadi di sektor hulunya kami fokus ke BUMDes dan UMKM, di tengah ada sistem SRG, dan hilirnya ada Badan Usaha Pelabuhan untuk mengelola sektor pelabuhan. Harapan kami PT KIG didukung semua pihak dan kepada masyarakat agar bersabar menunggu semuanya bisa berjalan karena banyak tugas dan pekerjaan yang harus kami persiapkan, tidak bisa terealisasi secara instan," ujarnya.
Sebelumnya, Dinas Perkebunan Provinsi Riau mencatat saat ini potensi perkebunan untuk komoditi kelapa di Inhil tercatat menjadi yang paling tinggi di Indonesia, dengan luas sekitar 400.000 hektare.
Masalahnya, dari potensi itu luas perkebunan dan produktivitas tanaman tersebut terus mengalami penurunan.