Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Metode Survei Luas Tanam Padi di Indonesia

Metode KSA memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari LAPAN dan digunakan BIG untuk mendelineasi peta lahan baku sawah yang divalidasi dan ditetapkan Kementerian ATR/BPN untuk mengestimasi luas panen padi.
Ilustrasi - Orang-orangan pengusir burung di sawah/Wikipedia
Ilustrasi - Orang-orangan pengusir burung di sawah/Wikipedia

Bisnis.com, PADANG – Kepala BPS Sumbar Herum Fajarwati menjelaskan dalam melakukan survei terkait luasan tanam padi dan produksi, sejak 2018 BPS bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

BPS juga bekerja sama dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/ BPN), Badan Informasi dan Geospasial (BIG), serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dalam melakukan penyempurnaan penghitungan luas panen dengan menggunakan metode KSA atau Kerangsa Sampel Area.

Metode KSA memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari LAPAN dan digunakan BIG untuk mendelineasi peta lahan baku sawah yang divalidasi dan ditetapkan oleh Kementerian ATR/BPN untuk mengestimasi luas panen padi.

Menurut KBBI, delineasi adalah penggambaran hal penting dengan garis dan lambang. Istilah ini terkait dengan peta.

Penyempurnaan dalam berbagai tahapan penghitungan produksi beras telah dilakukan secara komprehensif. Tidak hanya luas lahan baku sawah saja tetapi juga perbaikan penghitungan konversi gabah kering menjadi beras.

Secara garis besar, tahapan penghitungan produksi beras, untuk luas lahan baku sawah nasional digunakan estimasi luas panen yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN No.686/SK-PG.03.03/XII/2019 tanggal 17 Desember 2019 adalah sebesar 7.463.948 hektare.

Lalu dilakukan pengamatan pada fase tumbuh padi untuk menghitung luas panen dengan KSA yang dikembangkan bersama BPPT dan telah mendapat pengakuan dari Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Produktivitas per hektar berasal dari Survei Ubinan yang telah dilakukan penyempurnaan dengan mengganti metode ubinan berbasis rumah tangga menjadi berbasis sampel KSA.

Khusus penghitungan potensi produksi padi periode September sampai dengan Desember 2020 menggunakan pendekatan produktivitas Subround III tahun 2019.

Angka konversi dari gabah kering panen (GKP) ke gabah kering giling (GKG) dan angka konversi dari GKG ke beras berasal dari Survei Konversi Gabah ke Beras pada tahun 2018.

Angka konversi yang lebih akurat dengan melakukan survei di dua periode musim yang berbeda, dengan basis provinsi sehingga didapatkan angka konversi untuk masing-masing provinsi yang memperhitungkan pengaruh musim.

Sementara menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar Syafrizal mengaku bahwa target produksi padi Sumbar pada tahun 2020 hampir mencapai 3 juta ton.

Menurutnya jumlah target produksi padi di Sumbar itu sudah diterapkan sejak beberapa tahun yang lalu. Namun melihat dari data BPS itu, bisa dikatakan.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Noli Hendra
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper