Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumbar Punya Potensi Besar Usaha Sarang Burung Walet, Panen 2020 Capai 23,6 Ton

Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang mencatat sepanjang tahun 2020 ada sebanyak 23,6 ton sarang burung walet di Sumbar yang dikirim ke pasar domestik.
Petugas Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang menunjukan sarang burung walet yang hendak dikirim ke pasar domestik. /Istimewa
Petugas Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang menunjukan sarang burung walet yang hendak dikirim ke pasar domestik. /Istimewa

Bisnis.com, PADANG - Produksi sarang burung walet di Provinsi Sumatra Barat, ternyata cukup menggembirakan. Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang mencatat sepanjang tahun 2020 ada sebanyak 23,6 ton sarang burung walet di Sumbar yang dikirim ke pasar domestik.

Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang Iswan Haryanto mengatakan berdasarkan data Indonesia Quarantine Full Automation System (IQFAST), tercatat 23,6 ton sarang burung walet atau setara dengan Rp 300 miliar telah dilalulintaskan dari Sumatra Barat dengan tujuan pasar domestik.

"Data ini menunjukkan bahwa Sumatra Barat memiliki potensi sarang burung walet yang luar biasa. Tinggal menggenjotnya lagi, agar Sumbar bisa melakukan ekspor langsung ke Tiongkok" kata Iswan, melalui keterangan tertulisnya, Jumat (5/2/2021).

Diakuinya bila dibandingkan pengiriman sarang burung walet di Sumbar dari tahun 2019 ke tahun 2020, memang mengalami penurunan.

Seperti di tahun 2019, pengiriman ke pasar domestik untuk sarang burung walet sebesar 25,4 ton. Sedangkan untuk tahun 2020 sebesar 23,6 ton. Artinya terjadi penurunan pada tahun 2020 sebesar 1,8 ton.

"Penyebab penurunannya itu, karena terkendala penerbangan yang sempat dibatasi karena pandemi Covid-19," tegasnya.

Dia menyebutkan bahwa Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang mendorong Sumbar memiliki tempat pemrosesan sarang burung walet sendiri, sehingga Sumbar bisa melakukan ekspor.

"Target kita untuk dapat menggandeng para pelaku usaha sarang burung walet Sumbar ini bisa tembus ke pasar internasional," katanya lagi.

Selain itu, ujar Iswan, hal tersebut juga beriringan untuk mendukung program akselerasi ekspor Kementerian Pertanian.

Bahkan selama ini pemerintah juga telah rutin melakukan sosialisasi terkait aturan terkait persyaratan ekspor sarang burung walet selama tiga tahun terakhir. Kemudian untuk koordinasi dengan instansi terkait juga senantiasa ditingkatkan.

"Dengan demikian kita berharap dapat mendorong pelaku usaha sarang burung walet untuk siap bersaing di kancah internasional, begitu juga untuk wilayah Sumbar," tegasnya.

Tidak hanya itu, Iswan juga menyebutkan potensi sarang burung Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor terbesar sarang burung walet di dunia, salah satu tujuan utama adalah Tiongkok.

Tingginya permintaan pasar menuntut Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas. Hal ini selaras dengan program Gratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor) yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian.

Iswan juga menyatakan untuk hari Rabu (3/2/2021) kemarin, Karantina Pertanian Kelas I Padang juga telah mensertifikasi 31 kilogram sarang burung walet kotor atau senilai Rp400 juta yang akan dilalulintaskan menuju Medan melalui Bandara Internasional Minangkabau.

"Untuk pengiriman domestik seperti ini telah menjadi lalu lintas rutin. Sampai saat ini yang kita catat baru untuk pengiriman domestik, dan belum ada yang ekspor langsung dari Sumbar ke Tiongkok," sebutnya.

Di Sumbar, daerah penghasil sarang burung walet yang paling dominan itu di Kabupaten Dharmasraya, Pesisir Selatan, dan Kota Pariaman.

"Selebihnya hanya sebagian kecilnya saja seperti halnya Kabupaten Kepulauan Mentawai, juga ada mengirimkan sarang burung waletnya, tapi tidak dalam jumlah yang begitu besar," ungkap Iswan.

Terkait penghasil sarang burung walet di Mentawai, dalam situs resmi Mentawai menyebutkan bahwa bertani sarang burung walet menjadi salah satu pilihan usaha yang banyak dilirik oleh masyarakat di Mentawai, karena bisa meraup untung yang cukup besar.

Saat ini, masyarakat di Siberut Selatan Mentawai terbilang cukup banyak memiliki usaha sebagai petani sarang burung walet tersebut.

Dimana di sepanjang jalan tampak bangunan tinggi dengan suara rekaman kicauan burung walet yang nyaring terdengar saat melewatinya.

Yusman, salah seorang petani sarang burung walet di Siberut Selatan, Mentawai, mengatakan untuk menjalani usaha usaha burung walet itu, perlu mempersiapkan sebuah bangunan dengan mengatur kondisi ruangan yang membuat walet nyaman dan bersedia untuk bersarang di sana.

Menurutnya hal yang perlu dilakukan adalah pengaturan cahaya, penyemprotan, settingan rekaman suara burung walet, pengaturan suhu atau kelembaban ruangan, membuat tempat menempelnya sirip walet, dan lainnya.

"Kadang datang. Prosesnya lama, kadang setelah sekira 4 tahun baru bisa panen sekian ons," sebutnya.

Yusman menyatakan meski usaha sarang burung walet ini terbilang menjanjikan, namun ada hama yang perlu dihadapi, seperti tikus dan kecoa. Untuk kondisi yang demikian, ia harus rutin memeriksa kondisi bangunan tempat burung walet itu membuat sarangnya tersebut. (k56)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Noli Hendra
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper