Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antisipasi Covid-19, Pebisnis Wisata Riau Dukung Aturan Larangan Wisman

Pelaku usaha pariwisata Riau Dede Firmansyah yang juga Wakil Ketua Bidang Kelembagaan dan Pemerintah DPP ASITA menjelaskan kebijakan ini bertujuan positif yakni guna menekan lonjakan kasus positif Covid-19 di Indonesia.
Sejumlah wisman Australia /Bisnis.com-Feri Kristianto
Sejumlah wisman Australia /Bisnis.com-Feri Kristianto

Bisnis.com, PEKANBARU - Pelaku bisnis bidang pariwisata menyatakan dukungannya terhadap kebijakan pemerintah Indonesia, yang menutup penerbangan dari luar negeri selama dua pekan pada awal 2021.

Pelaku usaha pariwisata Riau Dede Firmansyah yang juga Wakil Ketua Bidang Kelembagaan dan Pemerintah DPP ASITA menjelaskan kebijakan ini bertujuan positif yakni guna menekan lonjakan kasus positif Covid-19 di Indonesia.

"Apalagi kebijakan yang sama juga dilakukan oleh negara-negara lain karena ada virus Covid-19 varian baru yang menurut penelitian virus tersebut lebih cepat penyebarannya," katanya kepada Bisnis, Kamis (7/1/2021).

Menurutnya penyelamatan nyawa manusia lebih utama, kendati memang secara finansial, kebijakan tersebut sangat berdampak kepada sektor pariwisata di Tanah Air.

Namun dia mengaku tidak ada pilihan lain, dan dia menilai langkah ini sangat tepat untuk menekan lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.

Sehingga untuk sementara waktu, beragam potensi pariwisata di negeri ini belum bisa dikunjungi wisatawan mancanegara.

Dia menyarankan pemerintah untuk dapat mendongkrak kunjungan wisatawan domestik, dengan tetap menjaga dan menerapkan protokol kesehatan.

"Negara Indonesia dengan jumlah penduduknya mencapai 267 juta jiwa lebih, sangat potensial mengembangkan pariwisata antar pulau, lebih optimal lagi seperti potensi 5 pulau besar di Indonesia," katanya.

Jika potensi ini dapat dioptimalkan, bisa membuat arus kunjungan wisatawan antar pulau tersebut, misalnya wisatawan dari Sumatra ke Kalimantan atau ke Sulawesi, bisa juga yang dari Sulawesi ke Papua, dari Jawa ke Kalimantan dan Sulawesi atau sebaliknya.

"Namun demikian bersamaan dengan upaya mengoptimalkan arus kunjungan tersebut seluruh pihak harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan," ujar Dede.

Sebab jika lalai menerapkan protokol kesehatan, maka penyebaran virus mematikan itu makin besar, terbukti pada Oktober 2020 saja saat libur 2-3 hari kasus positif Covid-19 meledak hingga mencapai 8.000-an kasus.

Pihaknya sulit membayangkan kalau saat libur akhir 2020 lalu, masyarakat tidak patuh pada protokol kesehatan, tentu kasus yang sama akan meledak kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper