Bisnis.com, PALEMBANG – Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM di Sumatra Selatan didorong untuk melakukan transformasi digital agar pulih dan bertahan pada masa pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumsel Musiawati mengatakan untuk transformasi tersebut pelaku UMKM diharapkan tak hanya mengandalkan pemerintah tetapi meningkatkan kapasitas diri.
“Mengubah mindset dari offline menjadi online itu penting, caranya dengan segera belaja menggunakan platform digital,” katanya, Selasa (17/11/2020).
Musiawati mengatakan penggunaan website maupun platform online diyakini bisa menjadi pilihan baru bagi pelaku UMKM untuk bertransformasi.
Menurut dia, digitalisasi memang menjadi tantangan besar bagi para pelaku UMKM agar siap menghadapi peradaban baru. Oleh karena itu, inovasi serta kemampuan menangkap peluang usaha potensial harus terus diasah.
“Keberlanjutan usaha juga menjadi aspek penting selain peningkatan kapasitas SDM,” kata dia.
Musiawati mengemukakan pemprov bersama pemerintah pusat sebetulnya telah mendorong pemulihan usaha para pelaku UMKM.
Melalui Kementerian Koperasi dan UMKM, pemerintah telah memberikan bantuan modal produktif usaha mikro sebesar Rp2,4 juta yang saat ini sudah disalurkan kepada 17 kabupaten dan kota di provinsi itu.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel Hari Widodo mengatakan perlu adanya sinergi kebijakan di tingkat pusat maupun daerah untuk mengembangkan UMKM, sehingga dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan baru dalam pemulihan ekonomi.
Hari mengatakan UMKM juga dapat mengisi kebutuhan belanja pemerintah sehingga penyerapan pembelanjaan terhadap produk UMKM terjadi.
“Pengembangan UMKM ini memang harus didekati secara multisektoral, tidak bisa hanya satu lembaga saja yang bisa menyelesaikan ini karena membutuhkan sinergi,” jelas dia dalam acara MarkPklus Government Roundtable yang digelar secara virtual, Senin (16/11/2020).
Dia melanjutkan saat ini kendala yang banyak dihadapi para pelaku usaha paling utama adalah penurunan omzet.
“Ada 72,6 persen UMKM terdampak di Sumsel, dengan mayoritas mengalami penurunan omset penjualan,” katanya.
Sementara beberapa kesulitan atau kendala yang dihadapi hampir sama, yakni penurunan penjualan, kesulitan modal, distribusi terhambat, dan kesulitan bahan baku.