Bisnis.com, PADANG - Nasib perekonomian perkebunan kelapa sawit rakyat di Provinsi Sumatera Barat dinilai perlu untuk diperhatikan karena kondisi ekonomi para petani sawit rakyat jauh dari kata layak.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Sumatra Barat Syahril mengatakan sebagian besar lahan perkebunan kelapa sawit merupakan perkebunan rakyat.
"Di Apkasindo saja mencatat ada 360.000 hektar lahan. Selama ini mereka hanya menikmati harga jauh dari harga pasar," katanya kepada Bisnis,Jumat (4/9/2020).
Menurut Syahril, pendirian pabrik skala kecil bisa mengangkat taraf petani rakyat. Pabrik tersebut bisa mengolah hasil panen kelapa sawit rakyat sehingga crude palm oil (CPO) bisa dijual PT Pertamina.
Dengan kata lain, ada nilai tambah yang didapatkan oleh petani rakyat sehingga tidak berkutar pada harga yang rendah.
Dia menggambarkan, harga kelapa sawit untuk perkebunan yang sudah mitra dengan perusahaan Rp1.700 per kilogram. Sementara kelapa sawit rakyat yang dibeli pengumpul hanya Rp1.200 hingga Rp1.300 per kilogram.
Baca Juga
Pendirian pabrik bisa dimulai dengan membuat koperasi yang menjadi tempat berhimpun petani rakyat. Pemerintah daerah, lanjut Syahril bisa menjadi perantara agar produk CPO bisa mendapat pembeli.
"Jika tidak begitu, nanti hasil CPO dari pabrik mini mau dijual kemana. Makanya sebelum pabrik didirikan harus dipastikan dulu pangsa pasarnya. Di sini perannya pemerintah," sebutnya.