Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Cloud dan Hosting di Indonesia, Begini Kondisi Saat Pandemi Covid-19

Secara hitungan kenaikan [penyewaan cloud dan hosting] rata-rata tidak signifikan, tetapi tidak sampai minus.
Ilustrasi. /Telkomsigma
Ilustrasi. /Telkomsigma

Bisnis.com, PEKANBARU — Industri komputasi awan dan jasa penyewaan paladen turut terdampak pandemi Covid-19 lantaran pelanggan dari sektor UMKM dan industri menengah ada yang tutup atau meminta penangguhan pembayaran. Walau porsinya kecil dari total seluruh pelanggan, tapi tutupnya sektor bisnis ini meningkat dari bulan biasanya.

Ketua Asosiasi Cloud dan Hosting Indonesia (ACHI), Rendy Maulana menjelaskan di masa pendemi memang banyak UMKM atau perorangan yang baru mendaftar untuk menyewa hosting contohnya jasa kuliner. Tetapi ada juga yang tutup terutama pelanggan dari Bali, industri Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) dan transportasi. Selain itu, belum lagi yang meminta penangguhan pembayaran jasa penyewaan.

“Secara hitungan kenaikan [penyewaan cloud dan hosting] rata-rata tidak signifikan, tetapi tidak sampai minus,” kata Rendy kepada Bisnis, Selasa (18/8/2020)

Meski pemerintah menerapkan di bidang pendidikan belajar menggunakan metode daring, penyewaan ada penambahan tetapi juga tidak signifikan. Lantaran banyak dari mereka memakai layanan zoom atau google meet yang gratis dibanding menyiapkan infrastruktur sendiri.

Rendy menambahkan industri cloud dan hosting lokal ini diperparah dengan persaingan bebas dengan penyedia jasa dari luar negeri. “Banyak pelanggan Indonesia terjebak iming-iming gratis kredit ataupun layanan,” kata dia.

Modusnya kalau sudah situsweb memiliki trafik tinggi, harga operasional yang dibebankan penyedia luar negeri akan semakin besar. Bisa 20 kali lipat dibanding memakai layanan lokal di Indonesia. Pada akhirnya, pelanggan tersebut malas untuk pindah dan terpaksa membayar mahal.

Contoh lain saat Rendy dengan perusahaannya Qwords memperkirakan hanya butuh biaya Rp20 jutaan untuk penyedia hosting Kawalpemilu 2019. Tetapi, dengan penyedia luar negeri dibebankan bisa habis US$16.000-US$20.000.

Meskipun demikian, pihaknya melihat belakangan ini banyak yang cukup sadar terutama developer lokal untuk pakai layanan lokal.

Revisi Peraturan Pemerintah (PP) No. 71 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PP PSTE) menurutnya malah tidak menguntungkan Indonesia. Aturan yang memperbolehkan data center di luar negeri bikin routing internet makin panjang dan biaya meningkat.

“Isu privasi banyak disalahgunakan oleh penyedia layanan hosting luar negeri. Dengan layanan gratis namun data pelanggan dijual kepada penyedia iklan,” jelasnya.

Sejak dibentuk pada 2017 lalu, ada 15 anggota yang tergabung ACHI. Diantaranya PT Qwords Company International (Qwords.com), PT Cyberindo Mega Persada (CBN Cloud), PT Infinys System Indonesia, PT Biznet Gio Nusantara, PT Master Web Network, CV Rumah Web Indonesia, CV Jogjacamp (IDwebhost), CV Lintas Awan (ZENHOST), PT Axarva Media Teknologi, PT Cloud Hosting Indonesia, PT Web Media Technology Indonesia, PT DEWAWEB, PT Media Antar Nusa (NUSA.ID), PT Usaha Adi Sanggoro dan PT Jetorbit Teknologi Indonesia.

Pihaknya memantau banyak pelaku industri di bidang ini belum memiliki entitas badan/badan hukum di Indonesia. Rata-rata dari mereka perorangan ataupun kelompok, yang memiliki bisnis sampingan hosting tetapi bukan usaha utama dan ini tidak terdaftar di ACHI. Dan juga belum menerima anggota perorangan atau pemerhati.(K42)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eko Permadi
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper