Bisnis.com, BATAM - Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau (Kepri) pada tahun 2020 ini diperkirakan akan mengalami perlambatan dengan pertumbuhan paling rendah 1,5 persen dan paling tinggi 1,9 persen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kepri, Musni Hardi K. Atmaja menuturkan, perlambatan itu bersumber dari penurunan kinerja lapangan usaha utama akibat penurunan jumlah wisatawan, terganggunya pasokan bahan baku, penurunan permintaan global, dan daya beli masyarakat serta penundaan realisasi investasi.
Secara keseluruhan perekonomian Kepri tahun 2020 diperkirakan tumbuh melambat pada kisaran 1,5% hingga 1,9 % atau lebih rendah dari perkiraan sebelumnya dengan asumsi kondisi perekonomian mulai bergerak menuju pemulihan pada triwulan III 2020 seiring dengan adanya penerapan kenormalan baru (new normal) dalam aktivitas ekonomi.
Pada triwulan I 2020 lalu, perekonomian Kepri tumbuh sebesar 2,06% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,21% (yoy).
Dampak Covid-19 terhadap perekonomian global, nasional maupun daerah sudah terasa pada triwulan I 2020 ditandai dengan penurunan jumlah wisatawan yang mendorong penurunan kinerja pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebesar 0,81 persen dari triwulan IV 2019 sebesar 1,40 persen. Penyediaan akomodasi dan makan minum turun sebesar 19,37 persen dari triwulan sebelumnya sebesar 15,06 persen, serta transportasi yang juga turun.
“Penurunan kinerja juga terjadi pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian turun 0,96 dari triwulan sebelumnya 3,86 persen yang terdampak oleh penurunan harga minyak dan gas di pasar dunia,” kata Musni hari ini Rabu (24/6/2020).
Sementara itu, aktivitas konstruksi pada triwulan I 2020 juga masih terbatas dan turun sebesar 4,70 persen dari triwulan sebelumnya sebesar 14,44 persen. Namun demikian, masih terjaganya kinerja lapangan usaha industri pengolahan yang merupakan penopang utama perekonomian Kepri dapat menahan perlambatan lebih dalam.
Pada sisi pengeluaran, perlambatan terjadi pada komponen investasi, konsumsi rumah tangga maupun aktivitas ekspor impor. Peningkatan konsumsi/belanja pemerintah naik sebesar 8,95 persen dari triwulan IV tahun 2019 lalu sebesar 2,44 persen.
"Belanja pemerintah ini dalam rangka pencegahan dan penanganan Covid-19 menjadi faktor penahan perlambatan ekonomi pada triwulan I 2020," kata Musni lagi.