Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Revitalisasi Pasar Sumatra Barat Dilanjutkan dengan Protokol Kesehatan

Revitalisasi pasar yang terlalu padat di Sumatra Barat menjadi pasar yang lebih modern dapat menghidupkan kembali perekonomian dan mendukung program pariwisata Sumatra Barat pasca Covid-19.
Lantai empat Pasar Ateh di Kota Bukittinggi, Sumbar yang akan dipergunakan untuk pedagang yang selama ini berjualan di lapangan./ANTARA
Lantai empat Pasar Ateh di Kota Bukittinggi, Sumbar yang akan dipergunakan untuk pedagang yang selama ini berjualan di lapangan./ANTARA

Bisnis.com, PEKANBARU — Pemerintah Provinsi Sumatra Barat mengizinkan sejumlah proyek revitalisasi pasar untuk dilanjutkan sembari menerapkan protokol kesehatan pada masa kenormalan baru. 

Adapun, pasar rakyat telah menjadi salah satu tulang punggung ekonomi Ranah Minang karena selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan.

Terbaru, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno meninjau langsung proyek pembangunan pasar rakyat di Kota Pariaman. Menurutnya, revitalisasi pasar Pariaman yang terlalu padat menjadi pasar yang lebih modern dapat menghidupkan kembali perekonomian dan mendukung program pariwisata Sumatra Barat pasca Covid-19.

"Pekerjaan pembangunan pasar rakyat ini baru selesai 57 persen. Tentu dalam melanjutkan perkerjaan ini di masa pandemi Covid-19 diwajibkan pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan,” kata Irwan, dikutip dari keterangan resmi, Minggu (21//6/2020).

Adapun, proyek revitalisasi pasar di Pariaman tersebut merupakan program Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Perdagangan.

Di tempat berbeda, Pemprov Sumbar bersama Kementerian PUPR juga telah meresmikan operasional pasar wisata Pasa Ateh di Kota Bukittinggi secara virtual pada pekan lalu.

Irwan mengatakan Pasa Ateh merupakan salah satu sumber pendapatan daerah dan paling banyak didatangi oleh wisatawan khususnya yang mencari oleh-oleh khas Sumatra Barat.

"Pasar ini suatu kebanggaan bagi masyarakat Minangkabau khususnya bagi warga Bukittingi yang selalu ramai dikunjungi bagi masyarakat. Di sini juga pusat grosir terbesar di Sumatra," ujar Irwan.

Adapun, proses pembangunan Pasa Ateh telah rampung pada akhir 2019. Proses pembukaannya terkendala akibat mewabahnya Covid-19 yang mendorong pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo yang turut menyaksikan peresmian Pasa Ateh secara virtual menyampaikan Pasa Ateh telah menjadi tonggak penggerak ekonomi masyarakat sejak dulu. Hal itu pula yang membuat pemerintah pusat memberikan perhatian ketika pasar ini terbakar pada 2017.

“Kementrian PUPR mendapat instruksi dari mantan Wapres Jusuf Kalla untuk pembangunan kembali Pasa Ateh dengan tema ramah lingkungan dan modern," kata Wempi.

Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatian mengungkapkan biaya pembangunan kembali Pasa Ateh menghabiskan sekitar Rp292 dari APBN. Pasa Ateh yang baru tersebut dibangun dengan konsep bangunan hijau (green building) seluas 3,9 hektare bertingkat empat. Adapun, pasar yang masih terhubung dengan objek wisata Jam Gadang ini dapat menampung lebih dari 800 toko.

"Dengan adanya Pasa Ateh, ekonomi masyarakat dapat digerakkan kembali, apalagi setelah ditimpa musibah nonalam Covid-19," ujar Ramlan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper