Bisnis.com, PEKANBARU - Dinas Sosial Kota Pekanbaru akan membagikan 100 ton beras secara gratis kepada warga yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Adapun, penerima yang berhak mendapatkan bantuan tersebut masih didata mengingat mewabahnya Virus Corona (Covid-19) baru-baru ini membuat perekonomian masyarakat kian sulit.
Dilansir dari Laman Resmi Pemerintah Kota Pekanbaru, Kepala Dinas Sosial Kota Pekanbaru Chairani mengatakan bahwa beras tersebut merupakan bantuan dari pemerintah pusat.
"Ada bantuan pemerintah pusat, gratis, beras 100 ton. Ini kami lagi hitung, data yang dipakai adalah dari Kementerian Sosial, yang di DTKS," ujar Chairani, melalui keterangan resminya Senin (6/4/2020).
Chairani menjelaskan sesuai aturannya beras tersebut seharusnya dibagikan kepada masyarakat di luar penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH).
Akan tetapi, Wali Kota Pekanbaru Firdaus disebut lebih condong ingin membagikan bantuan tersebut kepada semua pihak yang termasuk penerima BPNT dan PKH.
“Artinya, jika hanya memakai DTKS ada sebanyak 19.523 Kepala Keluarga dengan jumlah 82.080 jiwa yang akan mendapatkan bantuan itu. Namun, tidak menutup kemungkinan, penerima bantuan akan bertambah. Tunggu [pembagian], nanti semuanya kalau memang arahan Pak Wali dibagi, akan kita bagi. Yang jelas kita sudah mengajukan ke Bulog," jelas Chairani.
Chairani menambahkan bahwa masing-masing kabupaten dan kota di Indonesia mendapat jatah sebesar 100 ton beras dari pemerintah pusat. Untuk provinsi, jatah beras yang diberikan lebih besar yaitu 200 ton.
Apabila nantinya beras yang dibagikan oleh kabupaten dan kota tidak mencukupi, maka pemerintah kabupaten/kota dapat meminta jatah yang diberikan kepada pemerintah provinsi.
Dalam perkembangan terpisah, Kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DPP) Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut mengingatkan agar masyarakat lebih teliti dalam membeli bahan kebutuhan pokok.
"Tentu masyarakat kita minta lebih teliti. Pembeli bisa melihat di komposisinya, kadaluwarsanya kapan, supaya lebih teliti. Karena kondisi [wabah virus corona] seperti ini juga rawan terjadi praktik-praktik yang tidak benar,” ujarnya.